Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Problematika Pencari Kerja dan Berstatus Menikah

Diperbarui: 30 Juni 2022   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Biasanya untuk lowongan pekerjaan pada posisi tertentu memang sangat mempertimbangkan usia, tinggi badan serta status (di usahakan masih single).

Biasanya pekerjaan untuk posisi sales, pramuniaga, kasir dan para pekerja di pertokoan/mall ataupun perhotelan apalagi untuk posisi garda depan (fokus ke pelayanan end customer) Di butuhkan para anak muda yang masih enerjik, goodlooking, tinggi, dan belum menikah. 

Berbeda dengan kebutuhan untuk pekerja back office. Jika melihat euforia masa kini, harusnya ketiga hal tersebut tidak lagi jadi momok secara sudah serba modern dan banyak perusahaan menerapkan sistem WFH, saking canggih teknologi yang di adop perusahaan tersebut.  

Jadi, kalau rekan-rekan punya skill, pengalaman kerja seharusnya tidak terlalu khawatir untuk mengembangkan karir. Pasti akan ada lowongan dan kesempatan yang pas.

Persoalan terbaru, jika cuti melahirkan bagi para wanita benar-benar di berlakukan 6 bulan. Tidak semua perusahaan di Indonesia berskala besar, logikanya perusahaan kecil tidak akan mau membayar masa cuti secara full dan selama cuti pasti ada kandidat pengganti yang harus di bayar.

Jadi, kemungkinan besar, mereka hanya akan merekrut pekerja dengan gender laki-laki saja. 

Berbeda jika kualifikasi kita masuk untuk bekerja di BUMN &  Swasta Nasional, pasti goals pemerintahan sangat tepat sasaran secara para ibu punya kesempatan untuk membersamai anak setelah lahiran agak lama. Ketahanan Ibu & anak pun bisa terpenuhi.

Jadi dilema dan boomerang. Jika seorang Wanita dengan status sudah menikah, pengalaman terakhir sebagai staff alias belum ada jabatan (posisi lebih tinggi) Mencari pekerjaan, walaupun rezeki kan misteri namun secara logika melihat kualifikasi yang di pampang pada info lowongan kerja bikin minder. 

Saya berharap Indonesia punya banyak lini usaha yang memperkerjakan wanita di area kreatif, tidak harus full ngantor. Sebetulnya jadi selebrgam juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah, ataupun jadi Content writer, pengisi suara.

Karena Saya seorang Wanita dan sudah menikah, Saya tahu betul rasanya interview dan melamar pekerjaan dengan menyandang status menikah. Meskipun posisinya di back office, tetap saja ada celetukan "Udah nikah kok masih ngelamar kerja? Enggak dieem aja di rumah?" Kadang dengan nada sinis, mengejek yaa anggap saja sedang latihan mental. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline