Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Sebuah Kepasrahan

Diperbarui: 14 Desember 2018   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pernah melalui satu step dimana kita merasa sudah berupaya secara maksimal? Namun seolah hasil tiada sesuai dengan usaha yang telah kita lakukan. 

Sempat berfikir mungkin kitalah yang memiliki harapan terlalu dalam terhadap hasil akhir, sehingga di prosesnya kita merasa sudah maksimal.

Kini saya secara pribadi mulai mengganti pola berfikir dalam hal berusaha menggapai sesuatu yang saya ingin gapai. Saya berusaha untuk melalu proses nya dengan sebaik mungkin, memaksimalkan prosesnya namun memasrahkan hasil akhirnya. 

Saya menanamkan rasa yakin jika yang saya usahakan (kalau baik dan terbaik bagi saya) pasti akan saya raih.

Mungkin mulanya kita merasa down, terpuruk. Itu manusiawi apalagi jika memang kita sangat berharap menggapainya. Penilaian bahwa kita sudah berusaha maksimal kan hanya sebatas penilaian kita (belum tentu obyektif). 

Semoga saja kita bisa mengakui, jika memang dalam proses nya masih ada beberapa hal yang kurang mantap dan kurang maksimal. 

Dengan begitu kita akan mampu mengakui memang ada hal-hal yang belum maksimal serta berjanji pada diri untuk bisa lebih baik dan lebih bersungguh-sungguh dalam menggapai sebuah impian atau tujuan.

Libatkan sang pencipta dalam setiap langkah, proses serta tujuan yang ingin kita capai. Mintalah Ridho nya, jika tidak tergapai setidaknya kita bisa berbaik sangka bahwa hal yang kita inginkan bukanlah yang terbaik bagi kita. 

Mungkin sang pencipta juga telah mempersiapkan mental kita untuk lebih dari yang sekarang juga sang pencipta sedang menyiapkan satu hal yang jauh lebih besar dari yang kita ingin capai.

Membangun sikap positif saat tidak mendapatkan hasil sesuai harapan memang tidaklah mudah, namun hal itu harus diupayakan. Karena prasangka dan praduga kitalah yang akan membawa kita pada hal-hal yang baik serta terbaik. Jadi tetap husnuzhan (berbaik sangka) terhadap segala kegagalan, karena tidak ada kegalan yang ada hanya keberhasilan yang tertunda.

Manusia yang bijak ialah manusia yang mampu menerima ketidakberhasilan sebagai sebuah pacuan untuk bisa lebih berhasil dan sukses, down boleh dalam batasan wajar-wajar saja. Kemudian jangan berlama-lama lalu bangkit dan belajar dari kekurangan dan kesalahan yang menyebabkan kita tidak berhasil menggapai yang kita mau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline