Sekitar seminggu sebelum peresmian pameran, saya menulis, pasti ramai sekali suasana suasana pembukaan pameran "Kecil Itu Keren" pada Rabu, 18 Juni 2025 Pukul 15.00 wib di Galeri Cipta 1 dan 2 Gedung Trisno Sumardjo, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Terbukti, ratusan perupa dari berbagai daerah Jabodetabek dan sekitarnya memadati area seremonial.
Selain itu, peristiwa menarik terlihat ketika ratusan peserta pameran mencari tempat karyanya dipajang. Mereka tampak khawatir jika karya mereka belum dipamerkan. Namun, hal itu tidak terjadi pada perempuan pelukis yang tergabung dalam Komunitas Perempuan Perupa Indonesia (KOMPPI). Mereka langsung dapat menemukan area yang memajang karya mereka secara berdampingan.
Jauh hari sebelum peresmian pameran, KOMPPI menghubungi panitia agar karya-karya mereka tidak dipisahkan penataannya. Oleh karena itu, KOMPPI mengisyaratkan anggota untuk membuat lukisan bertema fauna menggunakan nuansa monokromatik cokelat. Namun, mereka dibebaskan dalam memilih teknik, media, alat, dan bahan untuk melukis.
Pengertian monokromatik dalam teori perpaduan warna merupakan penyusunan warna yang hanya terdiri dari satu warna, tetapi berbeda intensitasnya (gelap terangnya).
Secara teori warna monokromatik dapat dihasilkan dengan menggelapkan sebuah warna degan hitam (Shade). Untuk memperoleh tone, sebuah warna dicampur dengan abu-abu. Terakhir sebuah warna jika ditambah putih hasilnya lebih cerah dan akan menjadi warna pastel.
Ketiga cara inilah yang digunakan ketika membuat lukisan monokromatik. Sekilah tampaknya mudah, tapi cukup sulit ketika dikerjakan. Terutama bagi pelukis yang melukis dengan teknik dekoratif dan naif. Sebagai contoh saya yang biasa menggunakan warna-warna cerah secara bertabrakan, dibuat kebingungan dan tertekan ketika disarankan membuat lukisan monokromatik.
Rasa tidak puas muncul karena dalam pandangan saya, lukisan monokromatik kurang ceria dan cenderung monoton. Dengan kerja ekstra, akhirnya saya berhasil membuat lukisan rusa dengan nuansa cokelat bercorak naif.
Kepala Unit Pengekika Museum Seni, Sri Kusumawati mengapresiasi karya monokromatik KOMPPI. "Lukisan-lukisan ini terlihat unik dan tetap menonjol di antara lukisan lainnya di ruang ini", ujarnya.
Muzlifah Muhiddin "Rusa" (Foto: KOMPPI) Yanti Susilowati "Kupu-Kupu". (Foto: KOMPPI). Kartika Aryani "Belalang Sembah" (Foto: KOMPPI) Indah Soenoko "Leher Panjang" (Foto: KOMPPI) NIken Indrawati "Peksi Jagad 12" (Foto: KOMPPI)
Titiek Ndarys "Selfi" (Foto: KOMPPI).
KOMPPI merupakan komunitas yang menggelar pameran "Apresiasi Kehidupan Wanita", April lau di Antara Heritage Center (AHC) Jakarta. Untuk memperlihatkan eksistensinya, mereka berpartisipasi pada pameran "Kecil Itu Keren 2025" yang merupakan kegiatan ketiga dengan tema serupa atas prakarsa Indonesia Visual Artists (IVA). Kegitan yang berlangsung hingga 29 Juni 2025 diikuti lebih dari 500 perupa dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, Singapura, Jepang, Perancis, Belanda, Rumania, Rusia, Yunani, Turki, Tunisia, Irak, dan Al Jazair.