Lihat ke Halaman Asli

Musri Nauli

Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Adian Napitupulu

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah acara “Mata Najwa” dengan menghadirkan Ahmad Yani (PPP) mewakili Prabowo – Hatta dan Adian Napitupulu mewakili Jokowi – Jusuf Kalla, selain sorotan kepada Anies Baswedan dan Mahfud MD, publik juga menyoroti perdebatan antara Ahmad Yani dan Adian Napitupulu (Adian). Sorotan semakin tajam setelah Adian “merewitt” di statusnya tentang “pergeseran” perdebatan antara Adian Napitupulu dengan Fadli Zon. Semula diagendakan Adian akan dipasangkan dengan Fadli Zoen. Namun Fadli Zoen tidak bersedia dan hanya bersedia dengan Maruar Sirait. Sehingga Adian kemudian bertemu dengan Ahmad Yani.

Di kancah media sosial, dukungan kepada Adian mengalir. Publik masih ingat dengan gaya “nyeleneh” ketika diminta jawaban dari Najwa Shihab. Apa prestasi Prabowo ? Dijawab “Pengurus kuda yang baik”. Didesak dengan pertanyaan lanjutan. Apa tidak ada kebaikan dari Prabowo ?. Ya. Prabowo memberikan harapan... Harapan kepada perempuan Indonesia untuk menjadi Ibu Negara.

Sungguh. Jawaban cerdas, nyeleneh, menusuk namun tetap elegan. Adian menguasai panggung. Adian menjadi bintang dan “mengatur” Najwa yang kemudian akhirnya jenggah. Najwa membuktikan kepada publik “siapa sebenarnya Adian”. Publik kemudian akhirnya sadar, anak muda dari pinggiran jalan sudah memasuki medium di acara Najwa.

Entah penasaran atau memang publik ingin mengenal Adian, berbagai situs yang menampilkan jawaban Adian kemudian memasuki dunia maya. Berbagai tayangan youtube berseliweran dengan topik Adian. Berbagai situs menampilkan wajah Adian menjawab pertanyaan Najwa.

Saya tidak perlu menceritakan siapa itu Adian. Seorang aktivis Forkot (Front Kota), sebuah organisasi radikal di awal-awal kejatuhan Soeharto. Sudah banyak berita yang memuat diri Adian.

Namun yang sungguh-sungguh saya perhatikan kepada Adian, tipikal “organisator” ulung yang mampu menguasai medan pertarungan.

Sebagai demonstran jalanan, ruang panggung semula dilapangan berhasil dikuasai Adian. Forkot kemudian menjadi organisasi yang paling ditakuti rezim orde baru. Tidak kenal kompromi, memimpin di depan ribuan mahasiswa dan bicara tanpa tedeng aling-aling.

Suaranya menggelar. Mengingatkan kepada rezim orde baru terhadap kejahatan militer di orde baru.

Dengan memobilisasi ribuan mahasiswa, nama Adian tidak dapat dipisahkan dari ornamen penumbangan rezim orde baru. Adian berdiri didepan organisasi paling radikal.

Adian berhasil menjadi “singa lapangan”. Yang melahap penghadang barisan demonstransi

Namun sejarah tidak berpihak kepada Adian. Dalam proses konsolidasi menumbangkan orde baru, masuk para penumpang gelap yang memasuki gerbong reformasi. Mereka yang paling teriak reformasi dan menghantam Soeharto. Mereka yang kemudian mengisi awal-awal reformasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline