Lihat ke Halaman Asli

Transisi Indonesia: Menghentikan Ekspor Nikel dan Merangkul Energi Terbarukan

Diperbarui: 9 Juni 2023   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Indonesia, negara kepulauan yang beragam yang terletak di Asia Tenggara, membuat langkah signifikan menuju pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Dalam langkah yang berani, negara tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan ekspor nikel, sumber daya utama, dan dengan giat mengejar penggunaan sumber energi terbarukan. Artikel ini menggali upaya Indonesia yang patut dipuji untuk melindungi sumber daya alamnya, mengurangi emisi karbon, dan beralih menuju masa depan yang lebih bersih dan lebih hijau.

Penghentian Ekspor Nikel

Nikel, komponen vital dalam produksi baja tahan karat dan baterai, telah menjadi komoditas ekspor yang signifikan bagi Indonesia. Namun, menyadari dampak lingkungan dari pertambangan nikel dan perlunya melestarikan sumber daya yang berharga ini, pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menghentikan ekspornya. Langkah tersebut bertujuan untuk mendorong pengolahan dan pemurnian nikel dalam negeri, mendorong pertumbuhan industri hilir nikel Indonesia.

Dengan menghentikan ekspor nikel, Indonesia berupaya menciptakan industri bernilai tambah di dalam negerinya. Negara ini berencana membangun smelter dan kilang untuk memproses nikel di dalam negeri, meningkatkan penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan teknologi. Dengan mempertahankan lebih banyak nilai di dalam negeri, Indonesia bertujuan untuk menjadi pusat global untuk pemrosesan dan pasokan nikel, daripada hanya bergantung pada ekspor bahan mentah.

Revolusi Energi Terbarukan

Sejalan dengan membatasi ekspor nikel, Indonesia telah mengambil langkah signifikan untuk merangkul sumber energi terbarukan. Sebagai bangsa yang dikaruniai sumber daya alam yang melimpah, antara lain potensi matahari, angin, panas bumi, dan pembangkit listrik tenaga air, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan energi terbarukan.

Salah satu inisiatif utamanya adalah target ambisius untuk mencapai 23% energi terbarukan dalam bauran energi negara pada tahun 2025, seperti yang dituangkan dalam Kebijakan Energi Nasional Indonesia. Pemerintah telah menerapkan berbagai langkah, termasuk insentif, peraturan, dan kerangka investasi, untuk menarik investor lokal dan asing di sektor energi terbarukan. Upaya ini telah menyebabkan lonjakan proyek energi terbarukan, seperti ladang surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan instalasi panas bumi, di seluruh negeri.

Komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan ditunjukkan dengan potensi energi panas bumi yang sangat besar. Negara ini memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, diperkirakan lebih dari 28 gigawatt (GW), dengan hanya sebagian kecil dari potensi ini yang saat ini dimanfaatkan. Pemerintah secara aktif mendorong eksplorasi dan pengembangan panas bumi, menawarkan persyaratan yang menguntungkan bagi investor dan merampingkan proses regulasi.

Selain itu, Indonesia telah memperluas kapasitas energi matahari dan anginnya. Negara ini menawarkan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, menjadikan tenaga surya sebagai pilihan yang menarik. Peternakan surya skala besar sedang dibangun, memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik bersih. Selain itu, wilayah pesisir Indonesia yang bercirikan angin kencang dan konsisten dimanfaatkan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga angin.

Manfaat dan Tantangan

Keputusan Indonesia menghentikan ekspor nikel dan beralih ke energi terbarukan membawa beberapa keuntungan. Pertama, mempromosikan praktik penambangan berkelanjutan, mengurangi dampak lingkungan negatif yang terkait dengan ekstraksi nikel. Pengolahan nikel dalam negeri juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan teknologi di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline