Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Hembusan Angin Cemara Tujuh 48

Diperbarui: 7 Agustus 2018   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

*Hembusan Angin Cemara Tujuh 48*

Keluar dari ruang pendadaran, membuka pintu, pelan melangkah keluar, menapak selasar lantai tiga sisi selatan Gedung Pusat yang sakral itu, Sutopo merasa tubuhnya melayang di ketinggian.

Para penunggu, bak penerima bantuan sembako antre mengerubunginya. Sutopo tidak tahu lagi dirinya ngomong apa. Para pengerubung itu bergantian menyalaminya. Sutopo menyambut satu persatu uluran tangan itu sekedarnya. Seolah dirinya tidak sadar lagi sedang dimana dan mengapa.

Tiba tiba kesadarannya pulih, dan Sutopo bersikap waspada, ketika dari jauh terdengar teriakan cempreng,

" Diamput lulus ya Po!!!!!, gombale mukiyo !!! kamu ndisiki aku ya "

Dari jauh wajah mrenges Sumitro, karibnya mendekat, kelihatan sangat senang.

Sumitro merangkul erat, sampai Sutopo sesak nafas.

" ya ya aku LULUS, berkat latihan pertanyaan pertanyaan konyolmu itu, terima kasih sobat sejatiku " Sutopo balas merangkul erat.

Memiliki teman seperti Sumitro, Sutopo jadi ingat syair lagunya Dionne Warwick " Thats Whats a Friend for ". Sumitro memang bukan sekedar sahabat ATS ( Asal Teman Senang ), tapi kalau diperlukan dia bisa mencubit atau mencambuk, demi kemajuan sahabatnya.

Sutopo merangkul sahabatnya lebih erat, matanya berkaca kaca, terharu.

Malam itu mereka merayakan kelulusan Sutopo, makan gudeg di emperan toko jalan Solo. Dilanjut nonton film Story Of Adele, di Bioskop Rahayu, diseberang jalan emperan gudeg.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline