Lihat ke Halaman Asli

Ibra Alfaroug

TERVERIFIKASI

Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Sisi Esensial dalam Berpuasa

Diperbarui: 8 Mei 2019   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrated by; harianbhirawa.com

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata . "Rasululah SAW. Bersabda, Allah ' Azza Wa Jalla berfirman , Semua amal perbuatan anak Adam untuk dirinya kecuali puasa. Sesungguhnya Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya'. Puasa adalah perisai. Apabila seseorang di antara kamu berpuasa. janganlah berkata kotor atau keji (cabul) dan berteriak-teriak. 

Apabila ada orang yang mencaci makinya atau mengajak bertengkar, katakanlah, Sesungguhnya aku sedang berpuasa. 'Demi Allah yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kasturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-Nya'." (Muttafaqun 'Alaihi, dan ini Lafazh Al-Bukhari).

Hadis ini juga menujukkan bahwa puasa yang sempurna yaitu jika seorang hamba meninggalkan dua perkara;

Pertama, Pembatal-pembatal puasa seperti makan, minum, jima' dan lainnya. Kedua, Hal-hal yang mengurangi nilai puasa, seperti berkata kotor, jorok, cabul dan berteriak-teriak, mengerjakan perbuatan haram dan pembicaraannya.

"Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya, maka Allah tidak butuh kepada (puasanya) yang hanya meninggalkan makan dan minumnya". (HR.Bukhari).

Puasa Madrasah Perubahan

Saat ini negeri kita sedang menghadapi persoalan yang akut akibat krisis multidimensi. Jika puasa diharapkan mensucikan jiwa dalam hakikat yang dalam pengertiannya terakumulasi pada tindakan. Betapa konkretnya kontribusi yang disumbangkan pada masalah krusial yang dihadapi bangsa pada saat sekarang.

Puasa adalah penjaga yang menjaga seorang hamba dari perihal yang dapat membatalkan kesempurnaan dalam berpuasa. Nilainya, membiasakan untuk mengerjakan kebajik-kan penuh keikhlasan. Bukan untuk dipamerkan atau atau dipuji. Tapi, bentuk kristalisasi ibadah karena Allah.

Dalam hal ini ada beberapa noted yang penting menjadi kontemplasi ketika berpuasa;

Pertama, Puasa melatih diri untuk berbuat jujur. Perintah berpuasa syarat akan makna dalam pembentukkan karakter seseorang yaitu "Kejujuran". Mengapa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline