Lihat ke Halaman Asli

Muis Sunarya

TERVERIFIKASI

Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

Berburu (Makna) Takjil

Diperbarui: 26 Mei 2019   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali datang bulan Ramadan, ada kata yang sangat populer di masyarakat kita, dan menggelitik saya untuk menerokanya. Kata ini identik dengan berbuka puasa, yaitu kata ta'jil (takjil).

Berhamburan kalimat, seperti, berburu takjil, takjil gratis, menyiapkan takjil buka puasa bersama, atau berbuka puasa nanti, takjilnya apa?, dan seterusnya. Dalam kalimat-kalimat itu tergambar jelas bahwa takjil adalah semacam makanan atau kudapan (sajian) dalam berbuka puasa, semacam kolak pisang, es buah, gorengan, dan seterusnya.

Tidak diketahui pasti entah sejak kapan masyarakat Indonesia menggunakan kata takjil ini yang berarti berupa makanan yang disajikan saat berbuka puasa.

Tetapi yang jelas KBBI Daring pun memasukkan kata takjil ini dengan dua arti. Arti pertama adalah arti yang tepat sesuai yang dimaksud dengan makna aslinya dalam bahasa Arab. Sedangkan arti yang terakhir dan kedua, menurut hemat saya, arti dari kata takjil seperti itu kurang tepat, atau salah kaprah. Penampakan arti kata takjil dalam KBBI Daring seperti ini:

tak.jil
1. v Isl mempercepat (dalam berbuka puasa)
2. n makanan untuk berbuka puasa

Kenapa kita senang sekali menggunakan kata takjil ini dan cenderung mengartikannya dengan semacam makanan atau kudapan yang disajikan saat berbuka puasa, apa karena lebih keren, lebih kearab-araban begitu, atau biar lebih terlihat tradisi Islamnya?

Karena penggunaan kata takjil sudah kadung seperti ini dan memasyarakat (mentradisi) pula, sehingga tampaknya (mungkin) menjadi dasar dan alasan KBBI Daring memasukkan kata takjil dengan arti: makanan untuk berbuka puasa.

Mari kita coba berburu makna asli dari kata takjil yang sekarang ini tampaknya mulai kabur dalam bahasa aslinya (bahasa Arab) dan asbabul wurud (latar belakang) kata takjil digunakan dalam redaksi keagamaan (Islam).

Kata "takjil" yang ada hubungannya dengan buka puasa merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw, "La yazaalu al-naas bi khairin maa a'jjaluu al-fithra." (HR. al-Bukhari dan Muslim). 

Yang artinya, "Orang-orang (yang mengerjakan puasa) senantiasa dalam kebaikan, selama mereka mempercepat atau menyegerakan berbuka (puasa)." Berdasarkan hadis ini, makanya menyegerakan berbuka puasa saat waktunya tiba adalah dianjurkan (sunah).

Takjil (ta'jil) berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu: a'jjala - yua'jjilu - ta'jilan, yang artinya segera, mempercepat atau menyegerakan. (Lihat, Al-Munjid, hal. 489). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline