Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi dan New Normal Covid-19

Diperbarui: 9 Agustus 2020   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gangguan Mental Akibat Pandemi Covid-19 | sumber: nysut.org

Masuknya New Normal virus Covid-19 (Corona Virus Desease) di tengah masyarakat membuat hati lega. Namun, munculnya gelombang kedua pandemi di masa ini bisa membuat siapapun ketar-ketir sehingga harus meningkatkan kewaspadaan. Harus ada langkah maksimal untuk mengatasi pandemi kedua dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan tidak menciptakan lingkungan yang kumuh.

New Normal juga mengharuskan kita tidak berbaur dengan membatasi aktivitas di rumah. Sebab, resiko terpapar virus sangat besar. Bagai 2 sisi mata uang, di dalam rumah dalam waktu lama bisa memicu penyakit mental yaitu stress.

Pembahasan tentang gangguan mental akibat pandemi sangat menarik dibahas. Penulis sempat melihat template video Youtube Podcast Deddy Corbuzier dengan narasumber Kassandra Putranto tentang Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi.

Awalnya, saya lewati namun karena penasaran akhirnya terdorong untuk melihatnya lagi. Namun, template video itu sudah tidak terlihat lagi. Padahal video podcast itu sangat menarik jika membahas kesehatan mental di tengah pandemi dengan host mantan pesulap tersebut.

Stress yang sering muncul di tengah pandemi, meskipun masuk fase New Normal, bisa sangat bahaya dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat. Faktor yang ditimbulkan bisa bermacam-macam mulai dari hilangnya pekerjaan, tidak adanya keuntungan bisnis, banyaknya perusahaan tutup, ditinggal mati orang tercinta akibat Corona, hingga meningkatnya kejahatan yang tidak mengesampingkan nilai kemanusiaan.

Stress juga bisa dipicu oleh ketakutan masyarakat akan maraknya pemberitaan tentang orang yang positif dan meninggal. Akibatnya, mereka tidak berani keluar rumah karena takut tertular virus yang kemunculannya sama seperti SARS di tahun 2002-2004.

Apalagi, banyaknya ketidakpastian akan masa depan jika pandemi ini masih menyebar di masyarakat. Mereka bisa didera kebingungan ekstrim karena nasib yang tidak menentu. Mulai dari masalah ekonomi, keluarga, hingga masa depan dirinya. Apalagi, gerakan virus ini terjadi secara airborne atau bergerak bebas sehingga bisa berpindah tempat karena tiupan angin.

Gejalanya bisa mengerikan, mulai dari batuk dan suhu panas di atas 38 derajat celsius hingga menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan. Virus ini pergerakannya sangat agresif karena bisa merusak paru-paru yang menimbulkan infeksi hingga berujung pada kematian. Untuk itu, dibutuhkan imun yang kuat dengan menjalani hidup sehat, olah raga, dan terpenting menghindari stress dengan tidak mengeluh.

Dampak Stress Akibat Covid-19

Stress akibat pandemi Corona itu dinilai wajar terjadi oleh Asisten Direktur di Pusat Studi Stress Traumatis Uninformed Services University of Health Sciences AS, Joshua Morganstein, M.D pada 4 Mei 2020. Menurutnya, ketidakpastian yang sering timbul akibat pandemi membuat orang sulit merencanakan masa depan. Akibatnya, timbul kejengkelan di tengah masyarakat.

Stress yang ditimbulkan membuat kesehatan mental bisa terganggu. Belum lagi, jika orang itu punya riwayat gangguan kecemasan, skizofrenia, depresi, serangan panik, maupun gangguan obsesif kompulsif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline