Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Nauval

TERVERIFIKASI

Perawat | Aceh Tulen

Mengenal Peran "Hadih Maja" sebagai Sastra Lisan yang Dijadikan Pedoman Hidup Bermasyarakat di Aceh

Diperbarui: 14 Juni 2021   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh (Kemdikbud via kompas.com)

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Aceh selalu berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan adat. Hal ini dapat dibuktikan dengan beragam sekali temuan budaya-budaya berlandaskan hukum agama yang dijadikan pegangan dalam bermasyarakat.

Adat-adat ini kemudian mulai menjadi "wajib" hukumnya untuk dilakukan oleh masyarakat Aceh ketika ada perayaan maupun ritual-ritual keagamaan lainnya. Meskipun sebenarnya tidak ada yang mewajibkan semua adat ini untuk dilakukan. Namun pada kenyataannya, masyarakat Aceh terus mengupayakan segala macam cara agar adat-adat ini bisa terus dilaksanakan.

Adat-adat ini cukup banyak sekali, seperti yang telah saya sebut di atas, ada yang berbentuk sebuah perayaan, misalnya kenduri ketika petani turun sawah. Namun, banyak pula adat-adat yang lain yang tidak berbentuk secara fisik, namun hanya berbentuk lisan saja, misalnya pengamalan hadih maja.

Kebijaksanaan menertawakan keadaan itu bernama hadih maja

Hadih maja dapat diartikan sebagai perkataan atau peribahasa dalam kehidupan masyarakat. Ini merupakan sastra lisan yang sudah lama berkembang di Aceh. 

Di dalamnya, mengandung banyak sekali perkataan-perkataan seperti nasihat, perumpamaan, sindiran, dan penjelasan mengenai tata cara hidup yang baik menurut agama dan bersosial dalam masyarakat.

Jika ingin diartikan lebih lanjut, kata hadih berasal dari bahasa Arab yaitu hadis. Hadis berarti kejadian atau peristiwa

Jika dikaitkan dengan islam, hadis mempunyai makna tindakan dan diamnya Rasulullah SAW mengenai suatu peristiwa. Sedangkan maja mempunyai arti sebagai nenek moyang (bukan arti di KBBI). Atau jika dalam kehidupan masyarakat Aceh, nenek moyang ini lebih dikenal dengan istilah "indatu". Maka bisa dikatakan, arti hadih maja adalah perkataan nenek moyang atau indatu.

Adat Kenduri Blang [Sumber: AcehTourist.Travel]

Sebagai masyarakat Aceh, saya sangat bangga mempelajari hadih maja. Terang saja, saya yakin banyak sekali pemuda-pemuda sekarang yang sudah tidak peduli dengan hadih maja ini. 

Terbukti, sekarang kehadiran hadih maja dalam kehidupan orang Aceh sudah mulai jarang dan asing. Apalagi di kalangan pemuda, hanya segelintir orang saja yang masih mau mempelajarinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline