Lihat ke Halaman Asli

Maraknya Kekerasan Berbasis Gender Online di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 22 Juli 2022   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 sudah berjalan hampir dua tahun sejak pertama kali muncul pada tahun 2019 di Wuhan hingga akhirnya tersebar dan menjangkit sebagian besar negara diseluruh dunia. 

Hingga saat ini  sudah terhitung total kasus positif sebanyak 215 juta lebih dan 4 juta sekian korban meninggal akibat virus covid-19. 

Di indonesia sendiri kasus positif pertama kali tercatat pada tanggal 2 Maret 2020 dan kasus positif terhitung sudah mencapai 4 juta kasus dengan kasus kematian mencapai 130 ribu kematian. (dilansir dari situs Google Berita). 

Jika melihat kilas balik pencegahan virus corona di Indonesia, pemerintah terlihat sangat lalai dan tidak siap dengan masuknya virus yang tiba-tiba saja menjangkit masyarakat dan menyebar tanpa ada himbauan yang secara langsung mengakibatkan masyarakat tidak siap akan pandemi.

Pandemi covid-19 juga membuat pola kehidupan masyarakat berubah. Pandemi covid-19 membuat penggunaan teknologi menjadi meningkat. 

Mulai dari sekolah yang dilakukan secara daring, karyawan yang tidak perlu datang ke kantor untuk bekerja, bahkan hingga beberapa ibadah yang terpaksa dilakukan secara daring. 

Tak heran, di masa pandemi covid-19 ini, kita perlu meningkatkan penggunaan teknologi untuk mengurangi kontak fisik.

Peningkatan penggunaan media sosial sendiri dapat dikatakan merupakan dampak dari peningkatan penggunaan teknologi. Pasalnya pada masa pandemi covid-19 kita tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial karena terdapat berbagai macam kepentingan didalamnya. 

Ada beberapa macam sosial media yang menyediakan fitur untuk mengunggah gambar, chatting, serta mengungaah video. Hal ini menimbulkan celah untuk dimanfaatkan oleh sejumlah oknum tidak bertanggung jawab untuk berbuat berbagai macam kejahatan, salah satunya adalah kekerasan berbasis gender online.

Mungkin kita sendiri tidak sadar akan hal ini, namun kekerasan berbasis gender online sendiri sudah sering terjadi di sekitar kita. Sebagai contoh adalah ujaran kebencian dan komentar yang bernada seksisme atau body shaming yang sering dilontarkan kepada public figure. 

Hal yang biasanya kita anggap remeh ternyata bisa dikategorikan sebagai pelecehan seksual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline