Lihat ke Halaman Asli

m fariz

Muhammad Fariz

Problematika Bantuan Baju untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Diperbarui: 10 Desember 2021   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur ini, mengalamai peningkatan aktivitas vulkanik pada Sabtu (4/12/2021) sejak pukul 15.20 WIB. Sehari sebelumnya, aktivitas Gunung Semeru terpantau telah mengalami 54 gempa dengan ampliputo 11-22 mm dan masuk status Waspada. 

Hal ini membuat ratusan warga di kaki Gunung Semeru harus mengungsi. Dalam laporan terakhir, berdasarkan pemaparan Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Dampak Panas dan Guguran (Dansatgas) di Gunung Semeru, Irwan Subektu menyampaikan, Total Korban Wafat ada 45 Orang, 32 Orang Luka Berat, 82 Orang Luka Sedang, 19 Luka Ringan, 6.573 orang mengungsi dan 2.970 rumah tidak bias ditinggali. 

Kemudian 33 Unit Fasilitas umum yang salah satu di antaranya yang terparah putusnya jembatan yang menghubungkan sebagian wilayah Lumajang dengan Kabupatennya  sendiri.

Di tengah kemelut dan kesulitan warga yang mengungsi untuk bertahan hidup, bantuan dari donator di luar wilayah amat sangat diperlukan, namun terdapat beberapa ketidaktepatan dalam memberikan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Semeru. 

Selain bantuan bahan makanan dan bantuan tenaga untuk memulihkan kondisi pasca bencana, bantuan lain berupa kebutuhan pokok juga amat dibutuhkan, di sisi lain, pemberian bantuan yang tidak tepat dapat membawa masalah di kemudian hari. Hal ini terjadi pada bantuan baju bekas untuk korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan penjelasan Kabid Kedaruratan dan Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menyatakan bahwa pihkanya menolak bantuan baju bekas untuk korban erupsi Gunung Semeru. 

Beberapa tahun ini, baju bekas layak pakai tidak diterima di lokasi bencana alam, karena baju bekas layak pakai tersebut membawa masalah baru pasca bencana. Masalah baju bekas yakni berat saat dilakukan sortir dan terdapat penolakan dari masyarakat. Sehingga banyak bantuan baju bekas yang terbuang.

Bantuan baju bekas menjadi menumpuk, percuma, dan terbuang begitu saja sehingga menjadi masalah baru. Baju bekas tersebut kondisinya berbeda-beda. Ada yang layak pakai, bahkan tidak sedikit yang kondisinya sesungguhnya tidak layak pakai. 

Sesungguhnya, masih ada daerah yang menerima baju bekas, namun relawan atau anggota BPBD melakukan penyortiran dan diolah kembali. Ada yang dirubah menjadi bahan pembuatan keset atau menjadi isian bantal atau guling. 

Hingga saat ini, masih ada kiriman Baju bekas ke Posko penanganan bencana erupsi Gunung Semeru, meskipun mayoritas Posko Penanganan Bencana Erupsi Gunung Semeru tidak menerima bantuan baju bekas agar tidak menjadi masalah di kemudian hari dan menghimbau kepada donator agar tidak menyumbang baju bekas lagi.

Kontribusi membantu korban erupsi Gunung Semeru dapat berupa penyaluran paket sembako, obat-obatan dan alat kesehatan penunjang pemulihan bencana, bahan material untuk memulihkan bangunan dan fasilitas umum yang vital, dan bantuan financial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline