Lihat ke Halaman Asli

muhammad farhan

Seorang Pelajar

Pengamen Muda

Diperbarui: 5 Februari 2021   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di salah satu tempat wisata terdapat benyak pengamen, dari yang pengamen dewasa bahkan pengamen yang masih di bawah umur. Mereka menghampiri setiap orang, atau sekumpulan orang. Seperti biasanya, orang-orang yang dihampiri pengamen akan segera memberikan uang receh kepada mereka. Hal itu ditujukan agar pengamen itu segera pergi. Beberapa orang bahkan tidak memberikan uang receh sama sekali. Jika ada pengamen yang menghampiri, mereka langsung melambaikan tangan sebagai isyarat maaf. Dalam arti, "Maaf, saya tidak punya uang receh (untuk saya berikan kepada Anda)."

            Salah satu penyebab adanya pengamen adalah keadaan ekonomi keluarga. Di Indramayu, terdapat banyak keluarga yang berada dalam taraf ekonomi menengah ke bawah. Para orang tua dari kalangan keluarga menengah ke bawah sangat kesulitan untuk membiayai anak mereka untuk sekolah. Biasanya, anak-anak dari kalangan menengah ke bawah hanya dapat bersekolah, maksimal, hingga SMA. Setelah lulus SMA, mereka sibuk membantu orang tuanya dengan bekerja, ataupun mengamen.

            Akan tetapi, anak-anak dari kalangan menengah ke bawah dapat bersekolah hingga SMA jika mereka memiliki motivasi belajar yang kuat. Jika tidak, mereka akan berhenti sekolah, bahkan sejak SD. Hal itu terbukti dengan banyaknya pengamen yang masih di bawah umur. Apa yang mereka pikirkan hanya bagaimana caranya agar dapat makan. Pikiran mereka fokus untuk cara mencari makan sehingga kehilangan semangat belajar.

            Selain keadaan ekonomi keluarga dan hilangnya motivasi untuk belajar, kurangnya lapangan pekerjaan juga menjadi penyebab banyaknya pengamen (muda). Kebanyakan orang kampung hanya dapat bercita-cita menjadi karyawan. Namun, karena keadaan yang kurang mendukung, mereka hanya dapat menjadi buruh tani seperti orang tua mereka. Seolah lapangan pekerjaan tdak tersedia bagi mereka.

            Mungkin masih terdapat banyak penyebab lagi selain ketiga hal tersebut. Berdasarkan ketiga penyebab tadi, dapat dicari solusinya. Pertama, ekonomi daerah harus dapat ditingkatkan sehingga masyarakat kalangan menengah ke bawah dapat membiayai anak mereka untuk sekolah. Kedua, peran para guru sebagai motivator murid-muridnya harus lebih ditingkatkan. Para siswa perlu dididik oleh guru-guru yang inspiratif sehingga mereka memiliki motivasi untuk belajar yang kuat. Keempat, lapangan pekerjaan perlu diperluas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline