Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Andi Firmansyah

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Ilmu Politik

Sebuah Seni untuk Berpikir Negatif

Diperbarui: 3 Juni 2021   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari untuk Sengaja Berpikir Negatif atau Negative Thinking!

Hari ini, 10 Oktober, diperingati sebagai hari kesehatan mental sedunia. Meskipun saya tidak tahu, mengapa ada peringatan semacam ini. Persetan saja lah. 

Mungkin karena banyak di antara kita yang sinting dan gila, sehingga perlu ada satu hari yang mengingatkan semua orang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Atau apapun itu, jujur saja, saya tidak tahu sejarahnya. Dan kurang tertarik untuk mengetahuinya.

Sebab hal itu bukan fokus saya dalam tulisan ini, melainkan sekadar ajakan untuk kita termenung secara serius, bahwa berpikir negatif tidak selalu menjadi biang kerok atas segala penderitaan kita.

Bahkan secara ironis, saya katakan, negative thinking mungkin bisa membuat seseorang menjadi lebih bahagia.

Dikotomi Kendali

Some things are up to us, some things are not up to us

"Ada hal-hal di bawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita."

Demikianlah ungkap seorang Filsuf Yunani penganut Filosofi Stoa/Stoicism, Epictetus, dalam bukunya Enchiridion.

Prinsip tersebut kemudian dikenal sebagai "Dikotomi Kendali".

Secara sederhana, prinsip ini mengatakan bahwa ada hal-hal yang memang tergantung pada kita, dan ada juga hal-hal yang tidak tergantung pada kita.

Hal-hal yang ada di bawah kendali kita:

  • Pertimbangan (judgment), opini, atau persepsi kita
  • Keinginan kita
  • Tujuan kita
  • Tindakan kita

Hal-hal yang tidak di bawah kendali kita:

  • Tindakan orang lain (kecuali jika dia berada di bawah ancaman kita)
  • Opini orang lain
  • Kekayaan kita
  • Kesehatan kita
  • Kondisi saat kita lahir
  • Peristiwa alam
  • Dan masih banyak lagi, jika saya menyebutkannya satu per satu, Anda akan kehilangan waktu untuk tidur.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline