Lihat ke Halaman Asli

M. Galang Pratama

Buku dan buku

Puisi | Negeri AntiKritik

Diperbarui: 22 Februari 2018   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Tribunnews.com

20 tahun sudah kita reformasi, tapi demokrasi serasa masih jauh sekali

Undang undang, hingga kini masih tarik ulur bagai besi, tak pernah selesai tuk direvisi

Anggota dewan, bak raja ingin dihormati, padahal mereka digaji hasil keringat keluarga kami

20 tahun sudah kita demokrasi, tapi pengangguran dan kemiskinan masih terjadi

Kekerasan seks, diskriminasi,dan penyebaran obat terlarang malah menjadi jadi

Partai politik menjadikan agama sebagai propaganda buat duduk di kursi yang nyaman, perebutan kekuasaan menjadi makanan sehari hari bukan hanya terlihat menggelikan tapi sudah berada di level jijik bagai kotoran, para pesaing berlomba lomba menumbangkan lawan satu sama lain alhasil patron teladan kini serupa mencari mutiara dalam lautan, sulit sekali ditemukan

Selamat datang di negeri antikritik

Negeri di mana mereka yang di lembaga legislatif cepat lupa pada janji manisnya, yang dulu berkata siap berkorban demi rakyat Indonesia, tapi kini membuat undang undang demi melindungi dirinya dan kelompoknya, sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline