Lihat ke Halaman Asli

Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur

Diperbarui: 15 Juni 2022   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peternakan merupakan hal yang dapat menggerakkan perekonomian kerakyatan, terkhusus beternak ayam petelur. 

Murahnya modal beternak serta tingginya permintaan telur di pasar merupakan pemicu masyarakat memulai ternak ayam petelur Hal ini perlu diimbangi dengan penguasaan ilmu pengetahuan mengenai peternakan. Setidaknya seorang peternak harus menguasai berbagai ilmu dasar peternakan yang dijabarkan sebagai berikut

  1. Pemilihan bibit (Breeding) 

Pemilihan bibit atau bisa disebut dengan Breeding merupakan hal paling dasar apabila ingin memulai suatu usaha peternakan. Bibit unggul diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam kualitas hasil ternak. Dalam dunia perunggasan, bibit unggul diperlukan agar dapat menghasilkan daging atau telur secara maksimal, sehingga peternak dapat menghasilkan hasil ternak yang berkualitas dan maksimal

Bibit ayam petelur yang baik memiliki bobot serta warna bulu yang seragam, tidak ditandai adanya cacat fisik pada ayam tersebut. Selain itu, ayam petelur unggul memiliki bulu yang halus, kering, mengkilap serta ditandai dengan kering dan tertutupnya pusar.  

Ukuran dan bobot tubuh yang cukup merupakan pertanda anak ayam (DOC) yang tumbuh secara baik. Bobot DOC pada umumnya memiliki bobot sekitar 38-42 gram. Ukuran telur tetas merupakan hal yang sangat menentukan bobot serta ukuran DOC.

Peternak ayam hendaknya mengetahui pedoman pemilihan ayam dalam memilih bibit ayam petelur. Peternak harus memastikan bahwa DOC yang dipilih merupakan anak dari induk yang sehat, bulu yang halus dan penuh, memiliki pertumbuhan serta nafsu makan yang naik, tidak memiliki bekas kotoran yang melekat pada dubur DOC tersebut serta dapat beradaptasi dengan lingkungan setempat.  

Platinum Lohman merupakan jenis ayam petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia karena ayam ini memiliki produktivitas yang tinggi serta memiliki ketahanan terhadap cuaca panas. 

  1. Cara pemberian pakan (Feeding)

Cara pemberian pakan pada DOC haruslah dibedakan berdasarkan usia dari DOC tersebut karena kandungan nutrisi dalam pakan harus sesuai dengan kebutuhan ayam sehingga diharapkan ayam dapat bereproduksi secara maksimal.  Sebagai perangsang pertumbuhan, Ayam sebaiknya diberi pakan sedikit demi sedikit sesuai dengan umur ayam tersebut. 

Pada perkembangan DOC terdapat 3 periode pertumbuhan yaitu periode starter, pullet, serta layer. Ketiga periode tersebut memiliki kebutuhan protein yang berbeda sesamanya.  DOC periode Starter membutuhkan kandungan protein lebih besar yaitu 19-22%, disusul dengan periode pullet sebesar 13-15%, sedangkan pada periode layer membutuhkan kandungan protein sebesar 15-18% .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline