Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Pansos Itu Apa Artinya?

Diperbarui: 4 Januari 2022   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari social-climbing.gif via carainvestasibisnis.com

Kata "pansos" sangat populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Terutama di kalangan millenial, golongan mayoritas warganet Indonesia. 

Tapi istilah itu cenderung dikonotasikan sebagai gejala negatif. Padahal aslinya tidak  begitu. 

Saya akan jelaskan.

Pansos itu singkatan dari "panjat sosial" (social climbing). Itu sebuah konsep sosiologi untuk menjelaskan gejala kenaikan lapisan/kelas pada seseorang. Misalnya dari kelas buruh naik menjadi kelas majikan.

Kebalikannya adalah "anjlok sosial" (social sinking), boleh disingkat "ansos". Itu konsep sosiologi untuk menjelaskan gejala penurunan lapisan/kelas sosial pada seseorang. Misalnya dari majikan anjlok menjadi buruh.

Ada dua jalur pansos. Jalur lambat dan jalur cepat.

Jalur lambat itu menunjuk pada proses sosial peningkatan status sosial seseorang secara gradual. Dari miskin menjadi kaya, dari pesuruh jadi majikan, dari lemah jadi kuasa. Ini pansos dalam konotasi positif.

Lazimnya melalui proses perjuangan sosial yang panjang. Misalnya ada anak pensiunan tentara berpangkat rendah sekolah sampai lulus sarjana. Setelah itu bekerja sebagai karyawan perusahaan perkebunan. Berbekal pengalaman itu, dia lalu mendirikan dan mengembangkan perusahaan sendiri. Setelah perusahaannya besar, dia kemudian masuk gelanggang politik, mendukung seorang capres. Ketika capres yang didukungnya terpilih jadi presiden, dia kemudian dipilih menjadi salah seorang menteri. 

Sebaliknya jalur cepat menunjuk pada perubahan status sosial secara melompat, lewat jalan terabas, instan atau potong kompas. Ini pansos dalam konotasi negatif.

Caranya macam-macam dan umumnya dianggap taknormal. Misalnya ada PNS mendadak kaya raya, ternyata lewat jalan korupsi. Ada lelaki mantan artis papan bawah tiba-tiba kaya, ternyata karena mengawini janda kaya.  Ada pengusaha gurem tiba-tiba menjadi pengusaha besar, ternyata karena pesugihan. Ada pegawai rendahan tiba-tiba lompat jabatan, ternyata karena menjilat atau menyogok atasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline