Lihat ke Halaman Asli

Apakah Sistem Pembelajaran Daring yang Diterapkan Saat Pandemi COVID-19 Efektif?

Diperbarui: 12 Agustus 2020   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti yang kita ketahui bahwa wabah yang saat ini membuat resah akan kedahsyatan nya adalah Corona Virus Disease. Corona Virus mulai memasuki kawasan negara Indonesia sejak awal Maret 2020 lalu hingga saat ini. Membuat kegiatan belajar mengajar, perindustrian, perdagangan, dan lain-lain terhenti disebabkan karena virus ini. Di Indonesia, ditetapkan Physical Distancing (berhubungan fisik jarak jauh) dan pastinya akan merubah sistem pendidikan khususnya di Indonesia.

Corona Virus pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China dan memakan banyak korban meninggal dunia. Dalam waktu beberapa hari saja, virus ini bisa menguasai  seluruh tubuh kita. Corona Virus lebih menyerap imun tubuh seseorang dan membuat seseorang itu menjadi lemah dan akhirnya meninggal dunia. 

Virus ini juga mudah sekali menular dengan orang lain, seperti saat bersentuhan dengan tangan, batuk, bersin, dan bisa juga saat terkena percikan air ludah. Virus ini lebih banyak menyerang dikalangan orang lanjut usia (lansia) yang juga memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Tak jarang juga orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga bisa terjangkit virus ini. Maka dari itu, selalu hati-hati dan ikuti protokol kesehatan yang telah diarahkan oleh pemerintah, khususnya di Indonesia.

Seseorang dikatakan terjangkit Virus Corona, jika memiliki gejala seperti demam, batuk berlebihan, pilek, sulit saat bernafas, dan banyak gejala lainnya yang berkaitan dengan masalah pernafasan. bahkan, ada juga seseorang dikatakan terjangkit virus ini tanpa ada gejala. Cara mengetahui apakah seseorang dikatakan terjangkit virus ini atau tidak dengan menggunakan Rapid-Test, SWAB-Test, dan banyak lainnya.

Virus ini sangat berbahaya dan akan terus menular dengan orang lain jika kita lalai dengan protokol kesehatan yang telah diarahkan oleh pemerintah Indonesia. Selalu cuci tangan menggunakan sabun, memakai masker saat sakit dan bepergian, membawa handsanitazer, dan selalu jaga jarak dengan sekitar agar tidak terjangkit pada virus ini.

Sesuai dengan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Pada surat edaran tersebut dijelaskan bahwa menonaktifkan kegiatan belajar mengajar. Akibat dari pandemi COVID-19 ini pemerintah Indonesia mengeluarkan gerakan Work from Home (WFH) dan pembelajaran secara daring (menggunakan e-learning). 

Sektor pendidikan menetapkan bahwa sistem belajar mengajar secara langsung harus dihentikan agar mengurangi penyebaran virus ini. Sekolah diliburkan dan siswa-siswi mau tidak mau harus melakukan perbedaan cara belajar yang sangat signifikan. Ini adalah suatu hal yang baru bagi murid/mahasiswa, guru/dosen, dan juga orangtua mengingat bahwa sistem pendidikan pasti akan berubah jika hingga saat ini kegiatan belajar mengajar secara langsung masih tetap dihentikan. Tidak hanya sekolah saja yang berhenti beroperasi, bahkan kampus, tempat bimbingan belajar dan lain-lain juga ikut berhenti beroperasi.

Pengetahuan teknologi penting untuk lebih dipahami bagi siswa/mahasiswa, guru/dosen, dan juga orangtua. Siswa/mahasiswa dan guru/dosen dituntut untuk lebih mendalami bagaimana menggunakan sistem teknologi dan komunikasi menggunakan media sosial dan juga media internet. Banyak guru/dosen melakukan pembelajaran tatap muka menggunakan aplikasi Video Conference, Zoom Meeting, Google Meet, Jitsi, dan banyak aplikasi lainnya yang digunakan disaat Physical-distancing ini.

Sistem pembelajaran secara daring ini sendiri mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Menurut saya, kelebihan dari sistem pembelajaran daring inini jauh lebih fleksibel, karena tidak terbatas dengan waktu dan tempat. Selain itu, dengan menerapkan pembelajaran secara daring ini kita juga mengikuti perkembangan zaman yang semakin lama semakin canggih.

Sedangkan kekurangan dari sistem pembelajaran daring ini memiliki banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran daring ini sendiri. Faktornya seperti di beberapa daerah tempat tinggal sulit untuk mendapatkan sinyal (jaringan internet) dan akan menghambat proses belajar mengajar secara daring. Berkurangnya interaksi sosial secara langsung (tatap muka) dengan teman, guru/dosen, dan lainnya. Siswa/mahasiswa kadang merasa bosan saat pembelajaran daring dimulai.

Menurut saya, sistem pembelajaran daring yang diterapkan saat ini kurang efektif. Banyak faktor yang menjadi kendala bagi siswa/mahasiswa dalam melakukan pembelajaran. Faktor pertama, banyak yang mengalami kendala karena sulitnya koneksi internet saat kelas dimulai. Faktor kedua, lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli kuota internet. Siswa atau mahasiswa terkadang menyepelekan sesuatu dengan melakukan pembelajaran daring secara tatap muka menggunakan Zoom Meeting, Google Meet, Jitsi, dan aplikasi tatap muka lainnya sambil tiduran diatas tempat tidur. Menurut saya itu tidak baik dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline