Lihat ke Halaman Asli

liz

life adventurer

Ulasan Singkat Film "Maquia: When The Promised Flower Blooms"

Diperbarui: 12 Desember 2019   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pertanyaan berikut tak asing untuk kita "siapakah yang hendaknya kita hormati?" jawaban klasiknya "pertama ibu, kedua ibu, dan ketiga ibu". Ibu. Sosok yang wajib ada dalam kehidupan manusia (kecuali bagi kamu yang lahirnya pecah dari batu :v).

Film maquia merupakan salah satu anime yang menjunjung tinggi derajat seorang ibu, memaparkan peran-perannya yang tak luput dari perjuangan. Maquia abstain dari perjuanganya menjadi seorang ibu, yaitu melahirkan. Secara biologis ia bukan ibu Ariel, namun di usia belianya ia berusaha membesarkan lahir batin seorang bayi mungil yang memegang erat jarinya sewaktu ditemukan.

Terlihat klise, hanya dipegang bayi yang bahkan buatnya menggenggam itu gerakan refleks, kebiasaan selama berada di rahim yang kemudian terbawa ke dunia. Tapi pada kenyataannya, digenggam bayi itu rasanya seperti digenggam kebahagiaan, tangannya mungil sih, dan lembut banget (cyus cobain sendiri deh). Ariel menggenggam jari maquia, maquia lantas menjadikan Ariel sebagai hibiolnya. Dengan alur yang cukup ngebut, dalam periode satu jam, bayi Ariel berubah menjadi Ariel yang sedang menanti bayinya. Sementara Maquia awet muda berkat darah Lorphnya. Yah, begitulah film, padat. Sesuatu yang harus diterima sebagai konsekuensi menonton film. Padat secara alur, eits pesan moralnya padat juga.

Berubah, perubahan, dirubah, mengubah, that's life about.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline