Peristiwa yang merupakan suatu momen penting bagi Paulo Coelho ketika dia diterima sebagai anggota ke-21 Brazilian Academy of Letters (ABL) pada tanggal 25 Juli 2002. Selama ini, meskipun karyanya banyak dibaca orang, banyak kritikus yang mengkritik karya Coelho sebagai novel populer yang kurang memiliki muatan sastra.
Diterimanya Coelho sebagai salah satu anggota ABL tentunya meneguhkan posisi Coelho sebagai seorang sastrawan. Meskipun banyak dikritik, karya-karya Paulo Coelho nyatanya telah memberikan inspirasi bagi banyak bangsa di dunia. Hal ini diterima Coelho dengan lapang dada, karena dia sadar semakin tinggi sebuah pohon semakin dia digoncang angin, begitu juga dirinya sebagai orang yang punya nama, dia mengakar pada jati dirinya yang selalu tekun berefleksi dan sadar diri kemana dia terus menuju.
Dari hasil pekerjaannya dia membiayai "Paulo Coelho Institute", sebuah institusi yang menolong anak-anak yang tidak begitu beruntung murni dari uang / royalti atas tulisan-tulisannya.
Kesuksesan yang diawali kerja keras dan kegigihan.
Dia menunjukkan kekuatan dalam tulisannya. Paulo Coelho menyelesaikan novel O Diario De Um Magi (Diari Seorang Magi), yang dalam versi bahasa Inggris diterbitkan dengan judul The Pilgrimage (Ziarah). Buku ini merupakan catatan harian Paulo Coelho selama menjalani ziarah spiritual dari kota Saint-Jean-Pied-de-Port di Prancis sampai ke kota Santiago de Compostela di Spanyol.
Berbeda dengan dua buku sebelumnya, buku ini meledak di pasaran. Coelho sadar dan menata diri setelah dia dicaci maki oleh para kritikus yang menilai hasil karyanya dalam buku pertamanya yang berjudul Arquivos do Inferno (Hell Archives) pada 1982 dan dilanjutkan dengan buku O Manual Prtico do Vampirismo (Practical Manual of Vampirism). Kedua buku ini gagal di pasaran pada tahun 1987
Novel O Alquimista (Sang Alkemis) banyak mendapat pengaruh dari Novel Tale of Two Dreamers karya Jorge Luis Borges, seorang sastrawan Brasil kenamaan. Novel ini diitulis Coelho pada tahun 1988 adalah tonggak awal yang akan menempatkan nama Coelho dalam jajaran novelis tingkat dunia. Novel ini, berbeda dengan karya-karya Coelho sebelumnya, merupakan sebuah novel simbolik yang kaya akan bahasa-bahasa metafora.
Novel ini merupakan hasil kontemplasi Coelho setelah bergulat selama sebelas tahun dengan ilmu alkimia. Sosok Coelho yang tegar pantang menyerah dalam mengejar impian ini seakan-akan merupakan representasi dari tokoh Santiago sang anak gembala di dalam Novelnya Sang Alkemis yang demi mewujudkan impiannya rela mengarungi padang pasir yang ganas. Meskipun pada awalnya penjualan novel itu tidak terlalu bagus dan sempat dihentikan peredarannya oleh penerbit di Brasil, namun Coelho tidak menyerah dan berjuang mencari penerbit lainnya yang sudi menerbitkan novelnya.
Usahanya ini membuahkan hasil karena Harper Collins, sebuah perusahaan penerbitan internasional, bersedia menerbitkan bukunya. Hasilnya, penjualan novel Sang Alkemis sungguh fantastis dan di luar dugaan. Novel Sang Alkemis hingga saat ini telah diterjemahkan ke dalam 56 bahasa dan terjual sebanyak 11 juta kopi. Novel ini pun menempatkan Coelho sebagai salah satu sastrawan Brasil terbesar.
Debut Kesuksesan terus melambung
Setelah kesuksesan novel Sang Alkemis bukan berarti Coelho berpuas diri. Coelho merupakan seorang penulis produktif yang hampir setiap tahun selalu mengeluarkan karya terbaru---baik itu berupa novel asli, novel adaptasi, kumpulan cerita pendek, maupun kumpulan artikel. Karya-karya Coelho lainnya adalah: Brida (1990); O Dom Supremo (The Gift) (1991); As Valkrias (The Valkyries) (1992); Maktub dan Na margem do rio Piedra eu sentei e chorei (Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis) (1994);