Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

Ramadan: Rasakan Penderitaan 'Si Miskin' melalui Kenaikan Harga

Diperbarui: 18 Maret 2023   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik naiknya harga kebutuhan menjelang Ramadan, ada yang setiap harinya serba kekurangan. (Foto: Unsplash.com/Steve Knutson)

Ramadan mulai tampak, bukan hanya hasil perhitungan hilal, melainkan harga kebutuhan pokok yang mulai naik.

Selalu ada saja berita tentang kenaikan harga kebutuhan pokok yang menjadi 'ritual' dalam rangka persiapan ramadan 2023.

Meskipun pada kenyataannya, kenaikan harga tidak hanya terjadi menjelang Ramadan, juga di berbagai hari besar lainnya.

Naiknya harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan atau hari besar lainnya merupakan sebuah keniscayaan dalam dunia ekonomi.

Harga yang naik menjelang momen besar terjadi karena adanya permintaan yang melonjak dan harus diimbangi dengan penawaran.

Atau, karena proses distribusi yang terhambat ketika permintaan sedang naik-naiknya, harga-harga mulai naik.

Memang, harga kebutuhan yang naik menjelang momen besar merupakan hal yang sangat menjengkelkan.

Namun, sebelum emosi kepada pemerintah, ada baiknya merenungkan makna kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang puasa.

Marilah kita melihat filsafat fenomena naiknya harga kebutuhan pokok atau lainnya dari sudut pandang yang lain.

Puasa mengajarkan seseorang untuk peduli kepada orang yang tingkat ekonominya berada di bawahnya.

Kaum fakir dan miskin setiap harinya selalu sedih dan pusing memikirkan besok makan apa saking serba kekurangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline