[caption id="attachment_268524" align="aligncenter" width="640" caption="Tari Perang Papua, menyedot keterpesonaan "tentara bule" dari berbagai negara"][/caption]
KRI Diponegoro merupakan kapal korvet TNI AL kelas Sigma berteknologi modern yang kini sedang bergabung dengan gugus tugas maritim PBB di Lebanon. Kapal yang memiliki nomor lambung 365 ini ternyata bukan saja menjadi andalan PBB dalam mengamankan perairan Lebanon, akan tetapi lebih dari itu ternyata kapal ini ditukangi ABK-ABK bertalenta tinggi. Dan ini dibuktikan ketika pada 20 September 2013 lalu saat pelaksanaan penganugerahan Medali Penghargaan PBB, puluhan tentara “bule” dibuat terpesona dan terkesima dengan atraksi keterampilan ABK KRI Diponegoro dalam memainkan musik dan lagu serta improvisasi bahasa tubuh mereka dalam bungkusan tari perang Papua dan Saman melalui gerakan-gerakan yang sangat variatif, atraktif, enerjik, dinamis serta konkordan. Luar biasa!
Seperti diketahui, dalam misi penugasan PBB di Lebanon, Indonesia mengirimkan sejumlah Satgas (Satuan Tugas) dengan bendera dan nama Kontingen Garuda yang berbeda. Satgas-Satgas yang dikirim tersebut antara lain Satgas Batalyon Mekanik (Indonesian Battallion-Indobatt), Military Community Outreach Unit (MCOU), Force Protection Company (FPC), Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Level II Hospital, Sector East Military Police (Sempu), Civil Military Coordination (Cimic) serta sejumlah Staff Officer yang berada di luar organik Kontingen Garuda Indonesia.
Di luar Satgas-Satgas tersebut yang bidang tugasnya di darat, Indonesia juga mengirimkan Satgas maritim dengan dilibatkannya sebuah kapal perang Indonesia (KRI) beserta 100 personelnya untuk bergabung dalam wadah Unifil Maritime Task Force (MTF).
Sesuai mandat United Nations Security Council Resolution 1701 tahun 2006, Satgas Maritime ini bertugas untuk melaksanakan Surveilance & Maritime Interdiction Operation (MIO) sepanjang 180 km garis pantai Lebanon untuk mencegah masuknya senjata ilegal dan bahan terkait lainnya masuk melalui perairan Lebanon serta melatih Lebanese Armed Force (LAF) Navy dalam menjaga perairannya.
[caption id="attachment_268528" align="alignright" width="300" caption="KRI Diponegoro, salah satu kapal perang andalan PBB di Lebanon"]
13800935272091060951
[/caption]Saat ini kapal-kapal multi nasional yang bergabung dengan MTF Unifil dalam wadah CTF-448 adalah Kri Diponegoro (Indonesia), TCG Barbaros (Turki), Fgs Hermelin dan Fgs Gepard (Jerman), Brs Constituição (Brazil), , Bns Madhumati dan Bns Osman (Bangladesh) serta Hs Kasos dari Yunani.
KRI Diponegoro yang memiliki nomor lambung 365 adalah korvet kelas Sigma yg dibuat di galangan kapal di Belanda yg dimiliki TNI AL sejak September 2006. KRI Diponegoro di tugaskan sebagai kapal patroli dengan berkemampuan anti kapal selam, anti aircraft, dan anti kapal permukaan. Kapal ini di buat di galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding (SNS), Vlissingen, Belanda, bersamaan dengan KRI Hasanudin (366). Kapal ini mulai ditugaskan pada tanggal 2 Juli 2007 dan sampai sekarang masih bertugas. Pada bulan April 2009 kapal ini juga pernah tergabung dalam satuan maritim UNIFIL, yg berada di bawah komando Commander Task Force ( CTF-448) di Lebanon. Sedangkan sejak April hingga awal Oktober 2013, kapal kebanggaan Indonesia ini melaksanakan misi penugasan yang kedua di Lebanon.
Berbeda dengan “ Satgas Darat” yang masa penugasannya satu tahun (dua periode) maka Satgas Laut atau Maritim yang saat ini diwakili KRI Diponegoro, penugasannya di Lebanon hanya berdurasi 1 periode atau 6 bulan. Dan menjelang akhir penugasannya yang dimulai pada April 2013 lalu, pada September 2013 ini, PBB menggelar acara penganugerahan UN Peacekeeping Medal untuk seluruh personel yang terlibat dalam Satgas MTF tersebut. Acara ini digelar pada Jumat, 20 September 2013 di dermaga militer Beirut, Lebanon, di mana KRI Diponegoro bersandar.
Mengintip “Jeroan” KRI Diponegoro
Kesempatan untuk mengikuti prosesi upacara Medal Parade di KRI Diponegoro aku peroleh ketika diajak Kolonel Laut (P) Retiyono Kunto, Chief Of StafMaritime Task Force (COS MTF) atau Kepala Staf Gugus tugas Maritim Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) untuk mendampinginya hadir dalam kegiatan penganugerahan UN Peacekeeping Medal KRI Diponegoro tersebut. Kolonel Laut yang juga merangkap Deputy MTF yang kenyang pengalaman di kapal ini juga merupakan salah satu personel yang akan memperolah penghargaan UN Peacekeeping Medal.
Meskipun sesuai rencana, acara Medal Parade akan dilaksanakan pada pukul 05.30 PM, namun kami berangkat dari kantor MTF di Naqoura pada pukul 09.30 PM bersama sejumlah pejabat MTF dengan menggunakan dua mobil Unifil. Dan setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, akhirnya kami sampai juga di dermaga militer Beirut, di mana KRI Diponegoro bersandar.
[caption id="attachment_268529" align="alignright" width="300" caption="Aktifitas di Anjungan"]
13800936301286538793
[/caption]Sembari menunggu waktu acara yang cukup lama, usai tiba di geladak kapal, aku dengan didampingi sejumlah rekan ABK berkesempatan untuk melihat-lihat dari dekat “jeroan” KRI Diponegoro sekaligus mencari informasi kelebihan dari kapal yang menjadi salah satu andalan Unifil dalam mengamankan perairan Lebanon sesuai mandat PBB.
Secara umum KRI Diponegoro memiliki panjang 90,71 m dan Lebar mencapai 13,02 m. Dengan menggunakan Mesin 2 shaft V28-33D STC MAN Diesel 8.900 kW, kapal perang modern ini mampu melaju di laut dengan Kecepatan 28 knot dan jarak tempuh yang lumayan jauh yakni 540 km. Sebagai kapal korvet yang siap “tempur”, peralatan persenjataan kapal ini cukup lengkap antara lain dua peluncur torpedo B515 tipe 3A 244S mode II/MU90, 4 peluncur rudal anti kapal permukaan MBDA MM40 Exocet block 2, 2x4 peluncur rudal anti kapal udara MBDA Mistral Tetral, kanon 76mm Oto Melara dan dua 20mm vector G12 kanon anti kapal udara.
[caption id="attachment_268531" align="alignright" width="300" caption="Penggunaan sistem senjata modern"]
13800937541012459801
[/caption]Untuk peralatan elektroniknya, KRI Diponegoro juga tak kalah dengan kapal modern sejenis. Bila kita masuk ke dalamnya, kita akan melihat peralatan Sonar Thales Kingklip frekuensi menengah aktif/pasif ASW hull mounted sonar, Radar MW08 3D multibeam surveillance radar, LIROD Mk 2 tracking radar dan Sperry Marine BridgeMasterE ARPA radar. Ada pula perlengkapan Thales TSB 2525 Mk XA (integrated with MW08). Untuk sistem pengendali tempur, kapal ini dilengkapi dengan Thales Group TACTICOS with 4 x Multifunction Operator Console Mk 3 2H, Satellite CommsNera F series, Navigation SystemRaytheon Anschutz integrated navigation didukung ESM (Thales DR3000), ECM (Racal Scorpion 2L) dan Decoy (TERMA SKWS, DLT-12T 130mm decoy launchers, port, starboard).
Melihat persenjatan serta peralatan pendukungnya tersebut, adalah sesuatu yang cukup pantas dan memang sudah semestinya apabila KRI Diponegoro menjadi salah satu andalan CTF-448 MTF Unifil dalam melaksanakan misinya di Lebanon. Belum lagi dengan adanya dukungan Helikopter Bolkow TNI AL yang siap mengudara di geladak Helinya, maka lengkaplah sudah kelebihan kapal kebanggaan Indonesia ini untuk bisa diandalkan dalam menjalankan misi PBB di Lebanon.
[caption id="attachment_268532" align="alignright" width="300" caption="Teruji dalam latihan dan operasi"]
1380093805453034926
[/caption] Penilaianku terhadap kelebihan KRI Diponegoro ini semakin memuncak dan tidak berlebihan ketika aku berkesempatan melihat dari dekat sebuah kapal perang dari sebuah Negara berbendera UN yang saat itu juga sedang sandar tak jauh dari KRI Diponegoro. Dari kondisi fisiknya saja, aku merasa heran dan sedikit bertanya dalam hati, “ Kenapa UN terutama MTF kok bisa mengoperasikan kapal setua ini” karena kondisinya yang menurut penglihatanku sudah terbilang tua, kurang terurus dengan catnya yang pudar dan berkarat di beberapa bagian kapal. Belum lagi ketika sore harinya aku berkesempatan menjenguk ke dalamnya, “sangat berbeda “ dan “kalah jauh” dengan kondisi jeroan KRI Diponegoro. Kepala ini juga masih terasa pusing "kepentok" atap pintu kabin yang "sangat sempit" saat mau keluar dari kapal.Prosesi Medal Parade
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, tepat pukul 05.30 PM, upacara Medal Parade yang diperuntukkan bagi seluruh personel KRI Diponegoro dimulai. Acara ini diawali dengan kedatangan tamu undangan yang terdiri dari pejabat MTF Unifil, para Komandan Kapal MTF dan tamu undangan lainnya. Hadir pula tamu-tamu eksklusif seperti Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Lebanon Drs. Dimas Samodra Rum, MBA dan Kolonel Marinir Ipung Purwadi yang menjadi Atase Pertahanan Indonesia di Mesir.
[caption id="attachment_268536" align="aligncenter" width="640" caption="Suasana Medal Parade di dermaga militer Beirut, Lebanon"]
1380094000169582796
[/caption]Acara dimulai sesaat setelah kedatangan Rear Admiral Joese Leandro, MaritimeTask Force Commander Unifil yang selanjutnya mengambil tempat di mimbar Inspektur Upacara. Saat itu, ABK yang terlibat dalam upacara terdiri dari dua peleton Bintara dan Tamtama dengan seragam kebesaran Black Navy dengan baret biru UN di kepala. Mereka berbaris rapi di dermaga, menghadap tamu undangan dengan background KRI Diponegoro.
[caption id="attachment_268537" align="alignright" width="300" caption="Prosesi penyematan UN Medal"]
1380094057390652270
[/caption]Setelah penghormatan umum pasukan kepada Irup dan dikumandangkannya lagu kebangsaan Lebanon dan Indonesia Raya maka dimulailah prosesi penyematan UN Peace Keeping Medal. Pada moment ini, medali PBB pertama kali disematkan Rear Admiral Joese Leandro kepada Kolonel Laut (P) Retiyono Kunto Deputy MTF Commander/ MTF COS, kemudian Komandan KRI Diponegoro Letkol Laut (P) Hersan, SH, untuk selanjutnya disematkan pula secara langsung kepada sejumlah Perwira KRI Diponegoro. Berikutnya usai penyematan, amanat Irup serta sesi foto bersama, acara pun dilanjutkan dengan cocktail party yang dilaksanakan di geladak KRI Diponegoro.
Atraksi Prajurit Laut yang Memukau
Dalam acara ramah tamah yang digelar di geladak kapal, seluruh tamu undangan bukan saja memperoleh kesempatan mencicipi makanan khas Indonesia yang cukup enak dan lezat, akan tetapi juga mendapat hiburan yang cukup atraktif dari ABK.
Hiburan pertama yang disuguhkan ABK adalah penampilan “KRI Diponegoro Band” dengan personel yang piawai memainkan drum, gitar, keyboard serta vokalis yang memiliki suara cukup lengkap dalam menyanyikan lagu-lagu popular barat dan Indonesia.Para tamu undangan seakan ikut terbawa oleh syair dan hentakan music yang dibawakan grup band ABK ini sehingga tak jarang mereka ikut terbawa untuk bernyanyi atau juga sekedar menggoyangkan badannya sembari menikmati hidangan khas Indonesia.
[caption id="attachment_268543" align="alignright" width="300" caption="Aksi ABK dalam memainkan Tari Perang Papua"]
1380094241810310435
[/caption]Kehebatan prajurit laut dalam memberikan sesuatu yang berbeda kepada tamu-tamu kehormatan mereka semakin terlihat ketika sejumlah ABK menyuguhkan pertunjukkan tari perang khas Papua dengan pakaian tradisionalnya. Pada awal penampilannya, pertunjukkan ini sedikit monoton dan diperkirakan kurang mendapat aplaus dari tamu undangan karena hanya menampilkan sedikit drama tratikal yang menyuguhkan kekerasan dengan penggunaan senjata panah. Akan tetapi, tak berapa lama, para tamu undangan dibuat terhenyak dan kagum ketika delapan penari menampilkan gerakan atraktif yang cukup dinamis dan rapi serta kompak dalam bungkusan tari papua yang enerjik. Aku sendiri memberikan aplaus dengan ikut bertepuk tangan mengikuti aplaus tamu undangan yang hadir saat itu.
Menjelang malam ketika sebagian tamu undangan mulai “kekenyangan” karena sorti makanan yang tidak pernah habis, untuk kedua kalinya KRI Diponegoro menyuguhkan sebuah demo keterampilan prajurit. Kali ini yang disuguhkan adalah tari Saman yang merupakan tarian khas popular Indonesia dari Aceh. Tarian ini dimainkan oleh 12 ABK dengan menggunakan pakaian tradisional Aceh yang mengandalkan kain bercorak warna cerah.
[caption id="attachment_268544" align="alignright" width="300" caption="Tari Saman yang membawa pesona"]
1380094315889191180
[/caption] Saat menyaksikan tarian ini, para tamu undangan dibuat geleng-geleng kepala dan seakan mata mereka tidak pernah berkedip untuk menyaksikan gerakan demi gerakan yang sangat kompak, enerjik, dinamis serta konkordan, mengalir dengan sempurna secara bergantian antara penari yang satu dengan penari lainnya yang tentu saja memilikitingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi mereka yang memainkannya. Aplaus luar biasa diberikan para tamu undangan setelah para prajurit laut memainkan tarian ini.Usai mendapat hiburan yang cukup menarik dan unik dari prajurit KRI Diponegoro hingga pukul 09.30 PM, para tamu undangan termasuk rombonganku pun secara bertahap, satu per satu meninggalkan geladak kapal menuju ke tempat tujuan masing-masing. Namun ….. sebelum turun dari kapal, aku menyempatkan diri melihat buku tamu yang sebelumnya diisi MTF Commander Rear Admiral Leandro, di situ tertera coretan tangannya “Congratulation for the commander and the crew of Diponegoro fool demonstration professionalism at sea to accomplish all the task in excellence way as brave sailors and to keep the mind and heart open to all good things the seaman needs to do, thank you very much for sailing together. Fear winds and following for seas, Bravo Zulu… Garuda!!! ”.
Luar biasa!!! Demikian kata hatiku sembari mengikuti sang Kolonel dan rombongannya, kembali menyusuri jalanan kota Beirut dan Saida menuju ke homebase kami di Naqoura, South Lebanon.
Mau lihat puluhan cerita ringan “live” dari daerah konflik Lebanon yang dituturkan secara “blak-blakan” apa adanya tentang kehidupan dan penugasan prajurit TNI, silahkan mampir di blog “Catatan Kecil dari Lebanon” di http://lebanonku.blogspot.com.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI