Lihat ke Halaman Asli

Yamin Mohamad

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

PMO, Menumbuhkan Budaya Positif pada Satuan Pendidikan

Diperbarui: 21 Oktober 2023   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pokja Managemen Operasional (sumber gambar: Dokpri)

PMO dalam bahasa gaul kerap dihubungkan dengan porno, masturbasi, dan onani. Namun PMO dalam artikel ini tentu saja tidak akan membahas tentang hal ini.

Dalam konteks perusahaan dan bisnis, PMO menyaran kepada Project Management Office. Keberadaan PMO dalam perusahaan memiliki peran sebagai kendali atas sebuah proyek yang dijalankan. 

Dikutip dari Nimble Humanize Work, PMO merupakan tim atau kelompok yang menetapkan, memelihara, dan mengawasi penerapan standar manajemen proyek di sebuah organisasi.

Dalam financesonline.com disebutkan bahwa sejarah PMO berawal dari penggunaan metode manajemen ilmiah yang diperkenalkan oleh Frederick Taylor, tahun 1909, melalui tulisannya "Prinsip-Prinsip Manajemen Ilmiah." Taylor dipercaya sebagai orang pertama yang secara ilmiah menghubungkan efisiensi dengan optimalisasi. Dia berkeyakinan bahwa bekerja keras bukanlah faktor penentu untuk menyelesaikan sesuatu. Taylor menyarankan bahwa pencapaian sebuah tujuan  dapat dicapai melalui "bekerja dengan benar".

Masih dari financeonline.com, ekspresi prinsip PMO dalam sebuah organisasi pertama kali dilakukan pada tahun 30-an oleh Korps Angkatan Udara AS untuk melacak pengembangan pesawatnya. Dua puluh tahun kemudian, tahun 50-an, Angkatan Laut AS menerapkan PMO dengan mengadopsi dan mempopulerkan Work Breakdown Structure (WBS).

WBS adalah pendekatan hierarkis untuk merinci pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu proyek. Rincian itu dibuat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih terkelola. Tujuan utamanya untuk memecah proyek besar menjadi komponen yang lebih kecil. Hal akan lebih mudah dikelola sehingga proyek dapat diorganisir, dijadwalkan, dan diawasi dengan lebih efektif.

Gagasan tentang PMO dalam sebuah organisasi oleh Frederick Taylor mungkin saja bukan yang pertama. Sejumlah referensi menyebutkan bahwa pola manajemen ini telah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu. Sebuah artikel dari laman Puraka Group, memastikan bahwa manajemen proyek ini telah menjadi bagian dari pembangunan piramida di Mesir. Pembangunan Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia juga dipastikan melibatkan manajemen yang sama.

Manajemen dengan menggunakan prinsip PMO kemudian berkembang ke berbagai organisasi dan bidang kegiatan, termasuk dalam dunia pendidikan. Hal ini tampak pada satuan pendidikan yang melaksanakan program sekolah penggerak. 

PMO dalam konteks program sekolah penggerak bertujuan untuk mengoptimalkan penerapan kurikulum merdeka dengan berbagai aspek pendukung yang harus dikembangkan. PMO sekolah penggerak diterjemahkan sebagai Pokja Manajemen Operasional. PMO program sekolah penggerak merupakan sebuah entitas yang dipercaya untuk menjalankan peran dalam melakukan evaluasi, memonitoring, menganalisis masalah, mengidentifikasi akar masalah, serta menentukan solusi yang tepat dalam pelaksanaan program sekolah penggerak sebagai salah satu program merdeka belajar Kemendikbud Ristek sejak tahun 2021.

PMO sekolah penggerak dibentuk secara berjenjang dari level sekolah, level daerah (kabupaten/kota dan provinsi), sampai tingkat pusat. Dua tahun pertama satuan pendidikan pelaksana program sekolah penggerak mendapatkan intervensi dalam bentuk pendampingan melalui fasilitator yang telah ditugaskan Kemendikbud Ristek. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline