Lihat ke Halaman Asli

Modest Sheeran

Freelance, Penulis/Blogger

Peran Anak Muda dan Digitalisasi dalam Pengelolaan Sampah Domestik Lingkungan Masyrakat

Diperbarui: 4 Februari 2024   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar : @infoNTT

Peran Saya (Anak Muda) dan Digitalisasi dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan Masyarakat

karya : Modesta Seran Bouk

     Dewasa ini, pengolahan sampah nyatanya masih menjadi isu permasalahan tersendiri di sekitar lingkungan masyarakat. Bagaimana tidak, hampir di seluruh wilayah di Indonesia pengolahan sampah masih minim digiatkan, masyarakat hanya sekadar membuang sampah saja, itupun masih sembarangan dan bahkan tanpa harus memikirkan bagaimana sampah-sampah tersebut dapat diolah kembali menjadi nilai jual yang lebih. Padahal dengan pengolahan sampah yang baik, setidaknya kita dapat meminimalisir timbulan sampah yang terjadi     Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan sekitar 19,45 juta ton timbulan sampah sepanjang tahun 2022. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 4.92 juta ton sampah atau sebesar 25,31% saja upaya pengurangan sampah yang dilakukan. Namun sejatinya, kepedulian kita terhadap persampahan dan pengolahan yang lebih baik dapat kita mulai dari diri sendiri dan juga lingkup daerah kita masing-masing, salah satunya melalui kesadaran cinta lingkunga bersih bagi anak muda yang peduli akan lingkungan dan persampahan yang sudah banyak diantaranya memberi dampak bagi daerah masing-masing, salah satunya yaitu tukar sampah jadi duit. Ditambah banyak diantara penggerak komunitas tersebut adalah kaum millenial dan anak-anak muda, sehingga menggiatkan kepedulian terhadap pengolahan sampah di lingkup bermasyarakat masih belum terlambat. Dengan era transformasi digital yang semakin pesat, tentu perubahan - perubahan lingkungan melalui komunitas dan digital akan sangat berdampak tidak hanya terhadap lingkungan hidup,Melalui tagline-nya yaitu #KurangiPilahOlah, #PemanfaatanEnergiBerkelanjutan #MenjagaLingkungandariLimbahDomestik  Nusa Tenggara Timur Sadar Sampah merupakan suatu komunitas yang berkolaborasi dalam melakukan gerakan peduli akan lingkungan dan pengolahan sampah yang bijak, salah satunya kolaborasi dengan Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Persampahan, yang merupakan platform yang diinisiasi oleh Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membuka kesempatan dalam berkolabolator guna memfasilitasi ide dan inovasi dalam mewujudkan Nusa    Tenggara Timur, terutama Kota Kupang bersih, seperti paket bantuan akomodasi persampahan melainkan turut serta mengajak masyarakat lokal hingga peran pemerintahan dalam mewujudkan pengelolaan persampahan yang lebih baik.
     , tong sampah, hingga pelatihan dan budidaya maggot.
     Kolaborasi demi kolaborasi nyatanya juga banyak terlaksana tidak hanya dengan KSBB Persampahan. Bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup, NTT Sadar Sampah juga turut mengajak masyarakat dalam ikut bagian untuk menjadi volunteer dalam memperingati Hari Bersih Indonesia dan Hari Peduli Sampah Nasional 2023 yang dilaksanakan hampir di seluruh Kota/Kabupaten di NTT. Alhasil, kolaborasi antar anak Muda (Komunitas), masyarakat dan juga pemerintah dalam memperingati Hari Bersih Indonesia 2023 telah diikuti oleh lebih dari 12.871 relawan, dikutip dari NTTsadarsampah melalui laman Media Sosialnya Waikota Kupang Melalui aksi bersih yang dilakukan, total sampah yang terkumpul hingga menjelang akhir tahun yaitu sampah organik sebesar 23.755 kg, sampah anorganik 21.635 kg, sampah B3 853,665 kg dan total sampah residu sebanyak 56.859 kg.
    Melalui aksi bersih tersebut itu pula, relawan yang terlibat juga turut melakukan aksi menanam tanaman sebanyak 16.891 tanaman. Aksi bersih ini tentu menjadi apresiasi lebih bagi semua aspek yang terlibat. Selain dari meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, dampak yang timbul terhadap daerah-daerah lain tentu juga bisa dirasakan, terlebih juga meningkatkan potensi daerah dalam turut ikut berpartisipasi dalam pengolahan sampah yang baik. Tidak hanya itu saja, NTT Sadar Sampah juga turut mengajak berkolaborasi terhadap sesama komunitas salah satunya dengan @rubahkertas, suatu optimalisasi dalam pengelolaan sampah kertas bekas menjadi seni kertas daur ulang yang layak pakai. Melalui laman media sosialnya, kertas bekas seperti HVS, buku sekolah hingga novel bekas dapat diubah menjadi seni handmade yang tidak kalah bagus.
     Bersama dengan NTT Sadar Sampah, Rubah Kertas juga menghadirkan satu Drop Box daur ulang salah satunya terletak di Pusat Kota Kupang, dan mengajak masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam mendonasikan sampah kertas bekas yang layak pakai untuk dapat didaur ulang kembali. Tentu melalui proses penghancuran dan perendaman terlebih dahulu, kertas daur ulang siap pakai untuk dibuat handmade menjadi kartu nama, undangan hingga notebook yang tidak kalah bagus dan memiliki nilai jual ekonomi yang baik. Hasil olahan dari kertas bekas tersebut dijual di e-commerce, untuk lebih lengkap kalian bisa mengunjungi akun Instagram rubah kertas di @rubahkertas.

Bank Sampah Digital

     Menurut Katadata.com, Bank Sampah didefinisikan sebagai suatu tempat pengumpulan dan pemilahan sampah kering atau anorganik yang memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Namun bagaimana jika sistem Bank Sampah dapat berubah menjadi digital. Inisiasi inilah yang dibentuk oleh komunitas Bank Sampah Digital atau disingkat juga dengan BSD yang berlokasi di Provinsi NTT. Melalui laman Media sosial @banksampah.digital, BSD merupakan suatu komunitas yang peduli akan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan platform digital, BSD pun akhirnya sukses berkolaborasi dengan hampir 200 Agen Bank Sampah dan keterlibatan 4.012 nasabah di lingkungan masyarakat.
     Hasilnya pada bulan April 2023, BSD sukses bersama agen dan nasabahnya mengumpulkan sampah anorganik diantaranya sampah kertas sebanyak 3.426 kg, sampah plastik 1.960 kg, sampah logam 261 kg dan juga minyak jelantah sebanyak 687,9 kg. Tidak hanya itu saja, yang membuat BSD ini berbeda dengan Bank Sampah lainnya yaitu adanya lima program unggulan, diantaranya:

1 Bank Sampah: Bank sampah ini sendiri yang mengedukasi masyarakat dalam pemilahan sampah organik dan anorganik yang kemudian dapat ditukar dengan beberapa jenis tabungan.

2 Lumbung Pangan: Lumbung pangan bersedia sebagai penyedia cadangan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

3. Rumah Edukasi: Hadir dalam memberikan pendampingan dan pelatihan diantaranya pembuatan kompos, pelatihan rumah berkebun, dan pemanfaatan anorganik sebagai kerajinan tangan.

4 Sedekah Sampah: Salah satu program dari BSD dengan mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi memilah sampah dari rumah, menyetor ke BSD dan ditukar menjadi rupiah, hasil yang terkumpul nantinya dapat didonasikan bagi yang membutuhkan diantaranya rumah ibadah, pemulung, tugas kebersihan, hingga anak yatim

5 BSD Mart: BSD Mart hadir untuk mewadahi nasabah melakukan pemasaran produk olahan sampah seperti kompos dan produk olahan lainnya.

     Perlu kita sadari bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih minim digiatkan, namun hal itu tidak menutup kemungkinan untuk terus mengajak masyarakat turut berpartisipasi dalam menjaga keasrian lingkungan hidup, mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pemilahan sampah dari sumbernya yaitu rumah kita masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline