Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Wakil Menteri dan Staf Khusus Dibubarkan Saja

Diperbarui: 27 Desember 2021   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Staf Khusus Presiden (kompascom)

Sampai sekarang saya belum paham fungsi dan kerjaan staf khusus, baik staf khusus presiden maupun staf khusus menteri. Eh, muncul lagi wakil wakil menteri. 

Di sekretariat kepresidenan banyak anak muda. Banyak yang jago jago juga. Tapi presiden tetap memiliki staf khusus. Untuk apa? 

Butuh apa pun, presiden bisa langsung minta semua kebutuhan itu ke sekretariat presiden. Kerjaan di sekretariat presiden memang untuk memasok kebutuhan itu. 

Ternyata bukan hanya presiden, staf khusus pun kemudian muncul di kementrian. Dan staf khusus di kementrian direkrut oleh Menteri sendiri. Bahkan di kementrian kelautan, staf khusus menteri pernah dibeliin mobil dan apartemen oleh pak menterinya. Staf khusus menteri tersebut muda dan cantik. Sehingga muncul pertnyaan miring tentang mereka. 

Karena yang mengangkat menteri, maka yang diangkat menjadi staf khusus menteri juga teman dekat atau orang yang pernah berjasa kepada sang menteri. Bukan karena mereka profesional. Tapi balas jasa. 

Mungkin nanti akan ada staf khusus bupati dan camat juga jika melihat kebiasaan orang Indonesia meniru kejelekan yang menguntungkan. Mau dibikin seperti apa pemerintahan di negeri ini? 

Ngapain para wakil menteri itu? 

Kerjaan menteri sangat berat sehingga butuh seorang wakil menteri. Jelas jawaban tersebut merupakan sebuah omong kosong bohong. 

Di satu kementrian ada banyak PNS. Bahkan sering disinggung bahwa terlalu banyak PNS tidak memiliki pekerjaan. Kalau PNS yang sudah digaji negeri tidak ada kerjaan mereka, apa yang dilakukan wakil menteri? 

Bahkan banyak upaya untuk menyedikitkan jabatan di kementerian. Seperti penghapusan eselon 3 dan 4. Juga pengurangan jabatan eselon 2 dan 1. Lalu logikanya di mana pekerjaan menteri berat dan butuh dibantu wakil menteri kalo bukan sebuah kebohongan? 

Sudah saatnya, kita cuma butuh 10 menteri saja. Kalau menteri cuma dibutuhkan sepuluh, maka tak butuh wakil menteri satu pun juga. Jika birokrasi semakin sedikit maka akan semakin lancar banyak urusan. Akan tetapi, jika birokrasi di gemukkan, maka korupsi akan tumbuh menjamur di negeri ini. 

Jika harapan pada Jokowi sudah tak mungkin, semoga presiden berikutnya berani menantang ketidakwajaran ini. Amin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline