Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Sri Mulyani Bukan Sekadar Hebat, Sisi Lain yang Menguak

Diperbarui: 27 Oktober 2020   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI. Kompascom

Seharusnya Jokowi lebih memilih manusia manusia independen penuh kredibilitas sebagai pembantu pembantunya dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Bukan para petualang politik, apalagi jika mereka inkompeten. 

Sri Mulyani jelas merupakan salah satu srikandi yang patut diapresiasi dalam jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf.  Karena selain memahami perekonomian, kalibernya juga bukan cuma jago kandang, tapi sudah melanglang ke pusat pusat perekonomian internasional. 

Ah, itu sih biasa. Kalau bicara kehebatan pemikiran ekonomi Sri Mulyani, gak usah dibahas. Semua orang sudah tahu. Bahkan ketika Barang Milik Negara diinventarisasi oleh beliau sehingga para pencatut kehilangan mata pencaharian mereka, Sri Mulyani yang memulai itu. 

Tapi ini sisi lainnya. Sesuatu yang di luar itu. Sesuatu yang menunjukkan sikap kemanusiaan dari Sri Mulyani.  Sesuatu yang jarang dijual karena dianggap kurang seksi. 

Kita semua tahu, ketika covid semakin mengkhawatirkan sekolah sekolah pun dipindahkan ke rumah.  Tak ada lagi kegiatan pembelajaran di ruang ruang kelas. Penularan covid memang sangat mungkin terjadi jika sekolah melakukan pembelajaran seperti biasa di ruang ruang kelas. 

Pembelajaran yang dipindahkan ke rumah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR), jelas membutuhkan kepedulian orang tua. Orang tua harus bisa mendampingi putra putrinya mengerjakan tugas sekolah. 

Bukan hanya secara fisik. Pendampingan pembelajaran dari rumah tentunya juga diharapkan menjadi arena pendampingan secara psikologis. Orang tua dapat lebih dekat dengan buah hatinya. 

Selama orang tua mendampingi buah hatinya, terkadang orang tua juga harus sekaligus wfh. Bukan masalah, bagi orang tua membagi perhatian antara wfh dirinya dengan BDR anak anaknya. 

Persoalan muncul ketika pada saat anaknya membutuhkan perhatian, bos di kantor juga mengadakan rapat yang tak mungkin dibuat sampingan. Rapat jelas memerlukan konsentrasi. 

Nah, inilah yang menjadi persoalan. Seorang pegawai akan setres kalau harus memilih salah satu dan mengabaikan lainnya. 

Untung ada Sri Mulyani.  Beliau memutuskan untuk memberikan surat edaran tentang rapat rapat di kementerian keuangan. Bahwa rapat tidak boleh dilakukan di waktu pagi ketika anak anak masih bersekolah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline