Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Anakku yang Jadi Khotibnya

Diperbarui: 23 Mei 2020   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pri.

Ramadhan tahun ini memang benar-benar berbeda.  Terutama bagi kekuargaku sendiri.  Apalagi saat solat tarawih. 

Karena gak boleh solat di masjid, akhirnya tarawih di rumah.  Walaupun cuma 8 rakaat saat tarawih di rumah, tapi tenaga ini sudah terengah-engah saat harus menjadi imam. 

Eh, untung si bungsu sudah mulai berani menjadi imam keluarga.  Memang, dia sudah terbiasa kalau hanya menjadi imam untuk teman sebaya atau untuk sepupu sepupunya.  Tapi, menjadi imam bapak, juga ibu, sekaligus kakaknya, belum pernah. 

Karena bapaknya sudah mulai kepayahan menjadi imam, akhirnya berbagi, bergantian. Sekaligus sebagai latihan dia juga. Dan, ternyata lancar juga. Percaya diri juga. 

Adem, rasa hati ini sebagai seorang ayah.  Sudah merasa lumayan berbangga, karena anak keturunan bisa menjadi imam. 

Terus, pengalaman paling mengesankan jelas pada idul fitri nanti.  Saya sudah pernah menjadi khotib idul fitri sedangkan anakku belum.  Sehingga anakku bisa menjadi khotib beneran. Sudah aku siapin naskah khutbah dari profesor Nadirsyah. Pendek dan bagus. 

Aku juga belajar jadi imam Idul fitri. Karena belum pernah. 

Semoga lancar ya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline