Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Natsir Tahar

TERVERIFIKASI

Writerpreneur Indonesia

Mungkinkah Kita Menuju Utopia Negara Ilmiah?

Diperbarui: 8 Juni 2019   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kota masa depan (Thinkstock) | Kompas.com

Negara dapat berjalan secara ilmiah bila anasir-anasir politik di dalamnya bisa direduksi. Campur tangan terlalu kuat politik kekuasaan bisa menyebabkan arah negara berjalan terbalik dari utopia menuju distopia: negara sekarat.

Politik bahkan sudah sangat lama tercerabut dari akar etimologisnya, tentang mimpi indah warga kota versi Yunani atau ars politica versi Romawi yang berarti kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan. 

Bahkan mungkin diksi-diksi politik abad ini dipakai sebagai eufemisme di balik tabiat kolektif cara sirkus guna mempertahankan atau mengambil kekuasaan. 

Atau ketika manusia-manusia politik yang sedang membonceng dan dihidupi oleh negara menciptakan teori kebenarannya sendiri. Mereka merilis drama-drama dan memborong semua peran protagonis.

Negara harus dibersihkan dari akar-akar politik kekuasaan dengan seperangkat teori-teori kelirunya yang jauh dari esensi. Kita bisa memegang dua konsep politik ini.

Pertama, pandangan klasik Aristoteles yang mengemukakan bahwa politik digunakan untuk mencapai suatu kebaikan bersama yang dianggap memiliki nilai moral yang lebih tinggi daripada kepentingan di luar itu.

Kedua, pandangan modern Max Weber, bahwa politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Ia melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang statis dan memperkenalkan suatu bentuk ideal (ideal type) untuk negara modern dan rasional.

Konsep Aristoteles mempersyaratkan penyelenggara negara yang bijak serta bermoral tinggi dan Weber menginginkan negara dikelola secara ilmiah, bebas dari sentuhan-sentuhan politik yang karut dan distopis.

Unit-unit kerja profesional dalam suatu negara seperti aparat hukum harus dijauhkan dari suruhan-suruhan politik oleh satu atau sekelompok elite yang sulit beradaptasi dengan konsep negara modern versi Weber sekaligus filsafat moral negara yang diamanatkan Aristoteles.

Bila kita bermimpi memiliki negara dengan mengadopsi konsep moral sekaligus modern, maka negara harus memiliki sistem imun yang kuat untuk memfilter masuknya unsur-unsur negatif ke dalam tubuhnya yang dikirim atau diteriaki dari luar pagar oleh elemen-elemen politik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline