Lihat ke Halaman Asli

Misri Gozan

TERVERIFIKASI

Guru Besar Teknik Kimia - UI, Ketua BATAP LAM TEKNIK-IABEE Persatuan Insinyur Indonesia

Dana CSR untuk MBG: Apakah Realistis?

Diperbarui: 2 Oktober 2025   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolaborasi CSR dan APBN untuk MBG yang realistis (Sumber: Misri Gozan)

Pada tulisan terdahulu, saya banyak mendapat kritik karena mengusulkan 50 persen dana Makan Bergizi Gratis (MBG) diganti dengan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR). Banyak yang menilai pendapat itu tidak realistis, bahkan dianggap terlalu optimis. Saya memahami kritik tersebut, tetapi izinkan saya menjelaskan kembali maksud dari gagasan ini dan mengapa menurut saya tetap penting untuk diperbincangkan.

MBG dan Beban APBN

Program MBG sejatinya merupakan investasi jangka panjang bangsa. Anak-anak yang terpenuhi gizinya akan tumbuh sehat, cerdas, dan produktif. Namun, jika seluruh pembiayaan program ini ditanggung dari APBN, bebannya sangat besar. Di saat bersamaan, APBN juga harus menopang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, subsidi energi, hingga program sosial lain.

Kekhawatiran muncul: apakah negara mampu konsisten membiayai MBG penuh, tanpa mengorbankan program prioritas lain? Di sinilah gagasan saya muncul: menggeser sebagian beban itu kepada sektor swasta melalui CSR.

Potensi Dana CSR

Secara hukum, perusahaan, terutama yang bergerak di bidang sumber daya alam atau BUMN, memiliki kewajiban menyalurkan CSR. Praktiknya, CSR biasanya sebesar 2–4 persen dari laba bersih perusahaan. Walau terlihat kecil, total nilai CSR nasional sesungguhnya cukup signifikan jika dikumpulkan.

Faktanya, sudah ada perusahaan yang menyalurkan CSR ke bidang gizi dan pendidikan. Sebuah grup swasta pernah menggelar program makan bergizi di 31 sekolah di 13 kota. Sebuah perusahaan penerbangan beberapa kali mengadakan program makan bergizi gratis di sekolah dasar di daerah sekitar Tanggerang. Hasilnya nyata: UMKM lokal yang ikut memasok makanan mencatat kenaikan pendapatan rata-rata 33,7%.

Artinya, sudah ada preseden positif bahwa CSR bisa mendukung program MBG.

Realitas Tantangan

Namun, apakah langsung 50% pembiayaan MBG bisa diganti oleh CSR? Di sinilah kritik banyak pihak menjadi masuk akal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline