Lihat ke Halaman Asli

Pemersatu Umat dan Ketaqwaan untuk Indonesia

Diperbarui: 23 Januari 2017   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh

Misbahruddin

Ketua DPO Keluarga Mahasiswa Islam Bima

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan indonesia sebab agama memiliki pengaruh yang kuat terhadap pribadi manusia yang mengimaninya, sedangkan manusia merupakan mahluk yang hidup dan tumbuh dalam negara. Manusia akan rela menyerahkan seluruh harta, jiwa dan raganya dalam membela agama yang di yakini apabila dilecehkan atau dihinakan oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa agama tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia dan negara serta  menjadi variabel penting dalam pembangunan negara. Dikatakan penting adalah bahwa agama akan membetuk pribadi dan karakter manusia yang tangguh, jujur, dan bertanggungjawab sementara itu, manusia adalah penggerak dan pengelola negara.

Negara akan berkembang apabila orang-orang yang mengelolanya adalah manusia yang memiliki pemahaman agama yang baik dan benar sebab keputusan-keputusan yang di kelurakan oleh negara adalah keputusan dari produk-produk politik. Sebagai contoh, pada tahun 1998 terjadi inflasi domestik, maka dengan hal tersebut para pakar ekonomi menyelesaikan persoalan ekonomi tersebut dengan kebijakan ekonomi makro. Demikian juga apabila negara mengalami krisis ekonomi mikro maka para pakar ekonomipun akan menggunakan teori ekonomi mikro juga. Namun, sekarang teori-teori tersebut tidak lagi relevan dan memiliki makna serta peran dalam menyelesaikan persoalan ekonomi negara, tetapi justru yang paling berperan dalam menyelesaikan krisis ekonomi negara adalah diselesaikan dengan tangan politik. Hal ini terjadi pada indonesia tatkala minyak dunia mengalami penurunan harga, namun indonesia justru menaikan harga minyak dengan dalil subsidi silang. Seharusnya dalam teori ekonomi apabila harga minyak dunia turun maka harga minyak domestikpun juga harus turun (linear), tetapi teori ekonomi tersebut tidak relevan lagi karena disebabkan oleh kekuatan tangan politik. Dengan demikian,  persoalan ekonomi sekarang diselesaikan dengan persolan politik dan persoalan politik diselesaikan dengan ekonomi sehingga para politikus akan bungkam apabila diberi fee untuk mengelurakan keputusan. Berdasarkan hal ini,  agama adalah solusinya karena dengan agama akan melahirkan orang-orang yang jujur dan bertanggungjawab sehingga orang-orang tersebut diharuskan untuk terlibat dalam ruang-ruang politik untuk mengelola dan membangun negara.

Namun terjadi masalah dalam indonesia terkait dengan perbedan pendapat para ulama yang berkaitan dengan sinergitas antara agama dan politik. Ada yang membolehkan politik dan ada juga yang mengharamkannya. Sehingga perbedaan pendapat inilah yang kemudian menjadikan para kelompok saling mencela bahwa ini salah dan ini benar, ini bid’ah dan ini sunnah hingga menimbulkan perdebatan dan persatuan kaum muslimin tidak lagi kuat sehingga para musuh-musuh islam mejadikan momentum tersebut untuk melakukan disintergrasi di dalam tubuh kaum muslimin agar persatuan kaum muslimin menjadi hancur terpecah belah dan para musuh islampun akan betepuk tangan dan tertawa melihat perpecahan kaum muslimin kemudian barulah ruang politik mulai dikuasai oleh para musuh-musuh islam.

Menyadari akan hal di atas, maka islam membutuhkan pemersatu umat yang dimana permersatu umat tersebut merupakan para tokoh-tokoh agama, ormas-ormas  seperti NU, NW, Persi, Muhammadiyah dan partai islam serta oramas-ormas lain untuk berperan dalam mempersatukan umat islam yang terpecah dengan perbedaan pendapat terkait dengan sinergitas agama dan politik dan mengembalikan persatuan umat islam dengan cara membentuk tim atau lembaga pemersatu umat serta meyadarkan para orang-orang islam dibawahnya tentang urgensi politik untuk indonesia saat ini.

Selain itu, pemersatu umat tidak hanya memiliki tugas untuk menyatukan umat, tetapi juga membicarakan terkait dengan masa depan indonesia. Pemersatu umat tersebut akan menyusun rencana masa depan indonesia dan mencalonkan orang islam yang memiliki elektabilitas tinggi dan tepat sebagai presiden dan wakil presiden. Setelah rencana ini berhasil, maka tugas negara adalah mensejahterakan rakyat dan berusaha memperbaiki perekonomian negara.

Selanjutnya, presiden dan tim pemersatu umat tersebut harus berjalan bersama dalam memperbaiki setiap persoalan dalam negara baik itu persoalan politik maupun persoalan ekonomi dengan cara menggali sumber penerimaan negara dan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi penerimaan negara yang kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara.

Faktor yang kemudian di duga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara adalah dengan keimanan dan ketaqwaan kepada sang Khalik yakni Allah Subhanahu wata’ala sebab bumi dan seluruh isinya diciptakan ole Allah. Jika para pendduk negara beriman dan bertaqwa pastilah Allah akan ridho dan kemudian menumbuhkan seluruh isi bumi sebagai sumber penghidupan manusia dan sumber penerimaan negara. Namun, peran presiden dan para pakar ekonomi dan pemersatu umat hanyalah memaksimalkan hasil yang ada dimuka bumi, sementara ia tidak mampu melaksanakan kehendak terkait dengan penciptaan hasil alam dan menurunkan hujan dari langit untuk menunbuhkan biji-bijian, kelapa sawit, batu bara, minyak dan gas bumi sebagai kekayaan alam yang merupakan sumber penerimaan negara.

Tumbuhnya hasil alam seperti biji-bijian, kelapa sawit, batu bara, minyak dan gas bumi dan keluarnya barang tambang adalah semata-mata kehendak Allah SWT. Dalam Al Qur’an Allah Azza wa Jalla berfirman,“Dialah Allah, yang berkuasa menumbuhkantanaman,menurunkan air dari langit, mengeluarkanberbagaibarangtambang. Ditangan-Nyalah ketetapan rezeki makhlukNya. Sesungguhnya Allah menumbuhkanbutirtumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikianialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling (QS. Al An’Aam [6]:95). “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya”. (QS. Al-Waqi’ah [56]:63-64).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline