Lihat ke Halaman Asli

Mari Mengenal Longsor dan Perilakunya

Diperbarui: 31 Januari 2019   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com/ACT

Longsor adalah salah satu dari kejadian bencana geologi. Semua kejadian bencana tentu ada hikmah dibaliknya. Tidak hanya untuk direnungkan, tapi ia bisa dipelajari agar kita dapat mengantisipasi kejadian longsor, sehingga dapat terhindar dari bahaya yang ditimbulkannya kelak. Perilaku longsor dapat dipelajari, seperti kita mempelajari perilaku makhluk. Perilaku lereng pra-longsor pun dapat diamati. Indikasi longsor yang terlihat secara visual akan mudah menentukan jenis longsor yang terjadi.

Material tanah atau batuan yang longsor berperilaku seperti air yang mengalir, yaitu selalu bergerak mencari tempat yang lebih rendah. Perilaku ini adalah sifat alamiah yang mengikuti hukum gravitasi. Ada fenomena lain yang cukup menarik untuk dipelajari dari tanah longsor, yaitu fenomena kesetimbangan.

Lereng mempunyai Faktor Keamanan (FS, Factor of safety) yang tentunya dapat dihitung. Bisa dibayangkan ada dua orang yang saling mendorong di suatu bidang miring. Satu orang mendorong ke bawah, satunya lagi menahan dorongan tersebut. Jika orang yang mendorong lebih kuat dari orang yang menahan, maka jatuhlah mereka, ini disebut labil.

FS pada lereng labil bagaikan perbandingan gaya-gaya dua orang yang jatuh tadi, secara teoritis nilainya kurang dari satu (FS<1), dimana gaya tahan geser lebih kecil dari gaya dorong, maka lereng akan longsor. Jika besaran gayanya sama, maka disebut lereng kritis, dimana FS=1. Sedikit saja ada penambahan kekuatan mendorong, maka longsoran akan terjadi. Jika yang menahan lebih kuat dari yang mendorong, maka lereng disebut stabil (FS>1).

Proses gerakan tanah ini merupakan suatu proses dalam pencapaian kesetimbangan baru pada suatu lereng yang kritis sampai labil. Ini adalah sifat alamiah, Tuhan menciptakan sesuatu dengan seimbang. Lereng yang tidak longsor atau lereng yang stabil merupakan lereng yang 'seimbang'. Ketika kesetimbangan terganggu (akibat berbagai factor), maka akan terjadi anomaly. Kemudian lereng akan bergerak sebagai upaya mencari kesetimbangan baru.

Ada banyak pemeran yang terlibat sebagai penyebab longsor. Baik factor internal maupun eksternal di luar tubuh lereng. Aktivitas manusia dan kondisi alam turut berperan dalam terjadinya longsor. Pengembangan wilayah yang mengubah morfologi lereng akan mengubah keseimbangan lereng.

Secara umum yang turut  berperan sebagai penyebab longsor adalah: Gempa atau getaran, cuaca/iklim, ketidakseimbangan beban di lereng, hilangnya tumbuhan penutup lereng, dan naiknya muka air tanah.

Perilaku longsoran, indikasi longsor dan jenis-jenis longsoran bisa dikenali. Mempelajarinya memang membutuhkan waktu, biaya dan tenaga. Namun karena di negeri kita kejadian ini hampir selalu muncul di sepanjang tahun, maka perlu penanganan, perlu biaya, dan perlu disiplin tinggi. Mencegah lebih baik dari mengobati bukan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline