Lihat ke Halaman Asli

Cathaleya Soffa

Ibu Rumah Tangga

Harusnya Dia Kembali

Diperbarui: 18 Juli 2019   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

alinea.id

Seperti fajar yang tak jengah merawat pagi. Mentari bersinar menyembul di antara langit langit hari.

Tak ada keraguan ketika kakinya melangkah. Tak ada bimbang ketika lisannya menyampaikan. Majulah Indonesia! Tanpa bertekuk lutut di hadapan penindas. Pengeruk sumber daya alam milik kita semua. 

Terbukti bukan?! Tidak hanya omong kosong. Setiap apa yang dilontarkan selalu kebaikan kebaikan di lisannya. Menyadarkan. Betapa lalai dan cerobohnya manusia. Menunduk nunduk kepada penguasa lalim. Menghormatinya. Menjadi boneka mainannya.

Ah... Kau Habib. Keluargamu yang berjuang tanpa jeri. Meneteskan keringat air mata dan tetesan darah. Demi bangsa Indoneaia. Kini hanya tinggal kenangan. Tanpa minta dihargai. Kau melanjutkan perjuangan. Tanpa minta dihormati. Kau melanjutkan cita cita mulia bangsa ini. 

Tapi kini kau jauh. Tanpa bisa kutengok lagi kabarmu. Kau kini nyaman di negeri yang elok. Apakah negeri kita, pun sama ya Habib. Elok berbhineka tunggal ika, katanya. 

Ah. Kamuflase.

18 Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline