Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Lupa, Ingat, dan Lupa-lupa Ingat

Diperbarui: 25 Februari 2020   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.pexels.com

Aku lupa caranya
bagaimana menyatakan cinta
kepada titik embun terakhir
yang moksa, dengan penuh rasa cinta
di suatu pagi ketika
matahari mulai menampakkan raut muka

Tapi aku ingat cara-cara
mengatakan cinta kepada sandyakala
kala noktah merah pertama
meninggalkan semburatnya
yaitu dengan menuliskan petang
dalam sajak-sajak yang tak lagi gamang

Aku lupa caranya
bagaimana berterimakasih yang benar
terhadap rintik hujan pertama
datang menjatuhi halaman yang mengering
dengan nada-nada stakato
yang berima seolah sajak-sajak yang berjeda

Tapi aku ingat cara-cara
berterimakasih dengan penuh kasih
terhadap akhir musim penghujan
atas segala nada-nada legato
yang mengingatkan dengan irama liris
bahwa kemarau pun bisa bertindak romantis

Aku lupa-lupa ingat
bagaimana cara menyembuhkan diri
dari amnesia
yang banyak mencuri waktu senggang
tentang pendeknya kenangan
yang bisa kembali dikenang
pada genangan terakhir di musim hujan
juga pada hari-hari pertama dimulainya kemarau panjang

Jakarta, 25 Februari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline