Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Satu Malam, Sebuah Puisi, dan Beberapa Pigura

Diperbarui: 30 Januari 2020   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pexels.com

Cukup satu malam
untuk membuatku bertualang
ke negeri para pemberani
tempat para lelaki membelalakkan mata
lalu mementang gendewa
memanah sandyakala

Cukup dengan satu puisi
aku memutuskan jatuh hati
pada cemara dan kamboja
yang terpekur di haribaan gulita
hanya untuk berdoa
bagi pemakaman daun dan bunganya

Bayangkan jika itu beberapa malam
mungkin aku tidak sekedar
berdansa dengan hujan
namun menciptakan sebuah tarian
yang hanya akan dipertontonkan
ketika rasa romantis menjadi rintik gerimis
dan diaransemen secara dramatis
oleh rima sajak-sajak liris

Bayangkan jika itu beberapa puisi
mungkin aku bisa jatuh cinta
pada seisi belantara
memotretnya dari udara
meminjam tajam mata elang
yang sedang mengintai mangsa
lalu membingkainya dalam pigura
di sebuah dinding museum
tempat terbaik untuk mengingat ulang
masa silam yang lupa dikenang

Bogor, 30 Januari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline