Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Puisi | Sayap-sayap Basah

Diperbarui: 27 Februari 2019   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bagaimana caramu terbang di lautan dan tenggelam di langit? Sedangkan sayap-sayap yang basah tidak bisa dikeringkan dengan hati yang pailit?

Lagipula gelombang akan mencegahmu terbang, dan gerombolan awan akan menahanmu agar tidak tenggelam.

Sepertinya kau ingin menghilang dari setiap kerumunan. Tak jelas karena apa. Karena kau nampaknya dikelilingi oleh banyak rahasia.

Meskipun kau tidak lahir dari kotak pandora, namun kau berasal dari wilayah yang tidak berlintang utara. Sulit untuk mencarimu. Karena kau lebih samar dari halimun paling beku.

Kau sebenarnya hendak menyampaikan apa?

Apakah seperti puisi-puisi yang sempat membuatmu melarikan diri? atau sajak-sajak yang menuntunmu pada keranda tempat kau membawa hati dalam kematian yang tak perlu?

----

Jawaban darimu kudengar lebih lirih dari udara malam yang merintih. Mungkin itu suara sunyi yang terlatih membuat perasaan pedih.

Lalu apakah aku harus ikut tertatih-tatih setelah begitu letih mencarimu yang menghilang secara fasih?

Entahlah.

Sedangkan senja saja bisa lelah. Apalagi aku yang mudah terjatuh dalam rangkuman rasa pasrah.

Jakarta, 27 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline