Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Katastropik Rasa

Diperbarui: 21 Januari 2019   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di percakapan yang mana, aku menerbangkan kata-kata yang terluka, lalu balik melukai, karena merasa tak dicintai.

Kau merasa hatimu sekering padang sahara. Kau lupa sedang berada di mana. Kau ada di bawah air terjun yang mengabutkan uap-uap air dingin. Seluruh sosokmu terbungkus kekuatan ingin. Sangat berangin.

Di pertanyaan yang mana, aku melemparkan tajamnya perkara, kemudian kau tersayat-sayat karenanya, kemudian menganggap telah dilupakan cinta.

Kau merasa sendirian, di atas perahu kecil di tengah lautan. Kau terkatung-katung dalam serangkaian skenario membingungkan. Kau lupa sedang dalam pentas kenyataan. Bukan megahnya panggung pertunjukan.

Di keraguan yang mana, keyakinan kau kira telah melenyap hilang. Kau merasa diabaikan, harapanmu untuk bisa segera pulang, terpanggang begitu banyaknya genangan kenangan.

Lagi-lagi kau lupa. Kau berada di antara dunia nyata dan bertebarannya drama. Saat ini kau adalah protagonis yang bersalah. Padahal kemarin kau antagonis yang tak pernah kalah.

Kau terjebak dalam katastropik rasa.

Sebuah romantika epik yang bermalapetaka.

Jakarta, 21 Januari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline