Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Air Mata

Diperbarui: 17 Juni 2017   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air mata yang tak semestinya ditumpahkan.  Simpan hingga kelak ada kesakitan tak tertanggungkan. Anak-anak malam yang berkeliaran tanpa orang tua yang menjaga. Sedang tertidur di hulu mimpi yang belum jadi.

Air mata yang mestinya ditumpahkan.  Bagi peperangan tak habis-habis.  Anak-anak manusia yang dipasung setan bernama kepentingan.  Sedang bayi-bayinya menangis tak henti karena dentuman mesiu.  Bukan karena kehabisan air susu.

Air mata yang seharusnya dihibahkan.  Untuk daun-daun yang terpaksa mengering muda.  Karena induk pohonnya terjerembab mencium tanah. Sebab hati dan jiwa dimantrai serakah.

Bogor, 17 Juni 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline