Lihat ke Halaman Asli

Belajar Sejarah dengan "Membaca Indonesia" di Kompas

Diperbarui: 4 April 2017   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Koran kompas setiap hari menyajikan rubrik “membaca Indonesia” yang bertemakan tidak lepas dari sejarah bangsa. Sejarah yang diangkat sangat erat kaitannya dengan perjuangan dalam membela Indonesia. Berbagai sejarah perjuangan para pahlawan dan peninggalannya diulas secara singkat, padat dan jelas untuk dipahami. Rubrik ini mengimplementasikan pesan Sukarno yang terdapat dalam jargonnya yang berbunyi Jasmerah (jangan sekali-kali melupakan sejarah).

Khazanah keilmuan tentang sejarah Indonesia lebih mudah dipahami dari pada membaca buku-buku tebal tentang sejarah. Kepedulian untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indoensia salah satunya dengan mengenal sejarahnya. Banyak ibrah yang dapat diambil setelah membaca rubrik “membaca Indonesia”. Topik yang disajikan setiap harinya pun berubah-rubah.

Banyak tokoh-tokoh pejuang bangsa dalam melawan penjajah yang baru dikenal ketika membaca Indonesia di kompas. Saya kira pendidikan sejarah di sekolah akan lebih menarik jika guru mengklaping atau mengoleksi tulisan-tulisan di koran apapun yang mengandung nilai nasionalisme. Dari papa monoton pada buku mata pelajaran yang terkadang membuat siswa malas untuk mengikuti pelajaran sejarah.

Menariknya lagi, pada rubrik ini disajikan diagram berupa alur singkat dari berbagai rentetan kejadian. Ditambah gambar dokumentasi yang diambil dari foto terbaru. Banyak rasa keingintahuan untuk mengunjungi tempat yang digambarkan pada rubrik “membaca Indonesia”. Karena sejatinya yang digambarkan itu masih ada. Tokohnya pun yang diwawancari oleh pihak reporter masih ada, sehingga kevalidan informasi yang didapat lebih dapat dipercaya karena diceritakan langsung.

Rubrik seperti inilah saya kira lebih mengundang minat baca karena bahasa yang digunakan mudah dipahami. Tidak seperti pada rubrik opini yang mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menangkap dari apa yang disampaikan penulis. Membaca sejarah memang tidak akan menarik jika tidak dikemas dengan pola susunan dan tampilan yang menarik. Berbeda dengan yang ada di kompas, rubrik “membaca Indonesia” memang diambil dari sumber terpercaya, narasumber yang diwawancarai pun keturunan atau orang dekat dengan tokoh yang terdapat dalam sejarah.

Perjalanan untuk menjadi Negara Indonesia memang bukan sesuatu yang mudah. Jika mau mengenal lebih dalam lagi ada banyak perlawanan yang membutuhkan darah juang dari para pejuang yang cinta tanah air Indonesia. Era baru saat ini hanyalah menikmati hasilnya, tinggal menjaga dan merawatnya. Jika menjaga saja tidak bisa maka setidaknya tidak merusak bangsa dan negeri tercinta ini. Karena Sukarno pun pernah berorasi ketika Indonesia merdeka, bahwa perlawanan berat untuk selanjutnya adalah melawan bangsa kita sendiri. Hal ini mempunyai makna bahwa banyak bangsa ini akan dirusak oleh bangsa sendiri ketika rasa cinta tanah airnya hilang seperti halnya korupsi terhadap uang negara.

Maka sangatlah berterimakasih kepada tuhan yang telah mengutus para pejuang baik yang tertulis namanya di sejarah maupun yang tidak tertulis. Mereka berjuang dengan bertaruh nyawa demi anak dan cucunya bisa hidup damai dan tentrem. Inilah beberapa hikmah yang dapat diambil dari “membaca Indonesia”. Setiap kali membaca setiap kali perenungan diri ini ada. Setiap kali menghayati maka disitulah kita merasa untuk terus menjaga dan merawat bangsa ini. Wallahu alam bisshowab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline