Lihat ke Halaman Asli

M. Helmi Hariadi

[Pendidik | Tenaga Laboratorium IPA | Fisika - Pendidikan Fisika - Pendidikan IPA - Laboratorium IPA ] [Lombok - Jogja | Pencinta Ilmu | Anak Indonesia | Beriman, Belajar, dan Berkarya | Sinari Penjuru ]

Belajar Mandiri, Kembali On The Track dan Peran Penting Orangtua

Diperbarui: 29 Juli 2020   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, sumber: Koleksi pribadi

Pasca semakin banyaknya kasus positif Covid-19 di negeri ini, pembelajaran disesuaikan dengan situasi masing-masing berdasarkan pemetaan zona pandemi. Banyak satuan pendidikan yang merumahkan peserta didik. Tetapi tidak sedikit juga yang melakukan pembelajaran secara online.

Bagi satuan pendidikan dengan sarana dan prasarana yang memadai serta didukung oleh keterampilan literasi TIK yang baik, hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Lantas bagaimana jika kedua faktor itu tidak dimiliki? Bagaimana pula jika satuan pendidikan hanya memiliki salah satu faktor tersebut? Tentu hambatannya akan sangat besar.

Misalnya pada tingkat sekolah dasar, mayoritas berada di kawasan pedesaan, kemampuan literasi TIK peserta didiknya juga belum baik. Demikian juga di wilayah perkotaan, belum pantas rasanya diterapkan untuk peserta didik yang masih sangat muda belia. Meskipun ditunjang dengan semua fasilitas yang baik, situasi pembelajaran seperti ini sangat kontras dengan keseharian mereka.

Kita harus mengakui bahwa pembalajaran online hanya akan cocok diterapkan jika fasilitas dan kemampuan literasi TIK yang baik bersatu padu. Meskipun kedua faktor itu telah dipadukan, tidak serta merta bahwa pembelajaran online dapat dilakukan secara penuh. 

Pembelajaran online tidak dapat menggantikan pembelajaran tatap muka secara keseluruhan. Namun, dalam kondisi pandemi seperti saat ini pembelajaran online adalah pilihan utama.

Jika kita melihat keadaan negeri ini, banyak diantara kita yang mengatakan bahwa pembelajaran online belum mampu diterapkan. Pembelajaran online mengalami banyak kendala, diantaranya tentu masalah fasilitas yang belum terpenuhi merata di seluruh tanah air. Selain itu kesiapan melaksanakan pembelajaran secara online juga masih belum sama.

Sekolah-sekolah di kota umumnya akan lebih siap dibandingkan di desa. Coba kita bandingkan lagi dengan sekolah-sekolah yang ada di pelosok. Saya yakin, akan sangat kontras dengan keadaan di kota. 

Mereka tidak mampu melakukan pembelajaran online secara baik. Karena  itu kedepan harus ada upaya pemerataan, karena semuanya merupakan anak bangsa.

Ketidakmampuan melakukan pembelajaran secara online dengan baik tentu disadari betul oleh mayoritas penentu kebijakan di instansi pendidikan. Karena itu ada sekolah yang mencoba untuk mengirim tugas secara langsung kepada peserta didiknya, apapun strategi pengirimannya. Tetapi itu tidak akan cukup, karena tidak semua siap dengan ketersediaan bahan ajar.

Pihak sekolah mungkin saja memiliki kelengkapan bahan ajar dan media pembelajaran, tetapi sangat sulit untuk mencukupi kebutuhan keseluruhan peserta didik jika tidak dalam format pembelajaran online. Sehingga wajar kiranya diperlukan upaya tambahan sebagai dukungan kita terhadap keberlangsungan pembelajaran dalam situasi darurat ini.

Pembelajaran sebenarnya juga menjadi tanggungjawab kita sebagai wali murid. Dalam situasi normal, wali murid menitipkan kesuksesan pembelajaran putra/putrinya melalui instansi pendidikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline