Lihat ke Halaman Asli

Pura-pura Jadi Prabowo Subianto

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

(Si Kipli berpura-pura jadi Prabowo Subianto, tokoh idolanya)

Kipli :"Hei Plo, lu lihat dan dengerin gue mau berperan jadi Prabowo ye "
Koplo :"Halaaaaaa ... kita ni tukang ojeg ya ngjeg aja, cari sewa. Nggak usah pura-pura jadi orang gedean segala"
Kipli :" Ahh dasar lu, emang nggak boleh tukang ojeg ngerasain jadi orang gedean. Dah .. lu dengerin aja, ntar gua kasih  lu santingan samsu ma gue. nih masih ada sebatang"
Koplo : "OK... OK ... terserah lu aje"
Kipli :"Nah lu dengerin ye ..."

Kipli :
"Hasyim sudah menurunkan US$. 1.000.000.000 untuk Gerindra dan pencalonan Capresku.

Calon-calon lain sepertinya tidak menjadi pilihan rakyat sama sekali. Sainganku rasanya hampir tidak ada. lagipula selama ini aku sudah cukup jauh dan lama bergerilya. Kalangan elite, terpelajar sampai sebagian rakyat menengah kebawah sudah berhasil kurangkul. Bahkan para politikus muda yang masih merasa punya idealisme pun sangat banyak yang bergabung. Perjuangan dan penderitaanku karena "pengucilan" di militer dulu, kini akan kutebus lunas. Aku akan mencalonkan Presiden sendiri, bukan Wakil Presiden.

Struktur organisasi sudah komplit. Dukungan sangat kuat, bahkan aku tahu, rakyat sudah tidak menginginkan SBY atau kroni-kroni sejenisnya. Kompetiter lain ? Aaaahh.. aku sudah jajaki rakyat tidak punya pilihan siapapun. Peluangku lebih dari 75%. Tekad sudah bulat, aku akan mencalonkan jadi Presiden.

Tapi bagaimana dengan ARB ?. Satu ini yang perlu aku awasi. Bukan karena dia saingan berat, peluangnya tidak ada. Tetapi karena ARB akan menjadi duri yang memperlambat jalanku. Apalagi kemarin ARB baru saja berselisih dengan kelompok Hasyim, dan pisah dengan Rothschild dalam soal pertambangan.

ARB harus ditarik kedalam kelompok, harus dijadikan sekutu atau disingkirkan sama sekali. Kalau saja ARB bisa dijadikan sekutu banyak keuntungan bisa raih. Tetapi artinya aku harus memberi penawaran yang berarti padanya. Apa yang bisa aku tawarkan supaya ARB mau diajak bersekutu. Andai aku menang Pilpres, posisi atau keuntungan apa yang bisa kutawarkan. Posisi menteri ? Ah mungkin itu tidak cukup. Akan kucoba memberi posisi "Menteri Khusus atau Spesial" entah apapun bentuknya, nanti bisa didiskusikan. Itu juga sekaligus sinyal damai mewakili Hayim dan Rothschild kepada ARB.

Hasyim mungkin tidak suka dengan bergabungnya ARB tapi dia harus sedikit luwes. Hasyim harus bisa membujuk Rothschild tentang ARB.

Sekarang harus mulai menyuarakan Program, Misi, dan Visi yang berpihak pada rakyat.

Soal bisnis Hasyim dan bisnisku itu justru bisa dijadikan sebagai Pelaksana prgram-program nantinya. KKN ? Ah nanti bisa di olah. Tahap satu Capres dulu. Menggalang kekuatan dan mengalahkan para kompetiter. Hasyim dan RothsChild melihat peluangku yang begitu besar, pasti mereka mau membantu dana lagi untuk sukses pencapresanku.

Program, Misi dan Visi yang terlihat "mulia" dan "berpihak kepada rakyat" harus segera selalu dikumandangkan. Bagaimana mengkaitkannya dengan bisnis-bisnis kami yang ada ?.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline