Lihat ke Halaman Asli

Meita Eryanti

TERVERIFIKASI

Penjual buku di IG @bukumee

Mendekatkan Buku ke Masyarakat Melalui Buku Berdesain Menarik

Diperbarui: 26 November 2019   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kiri: buku Pernah Patah Hati tapi Tetap Bidadari kanan: Perihal Cinta Kita Semua Pemula (dokumentasi pribadi)

"Mbak, itu buku kumpulan esai atau gimana?" tanya seorang teman lewat pesan pribadi ketika aku membagikan tulisan tentang buku Pernah Patah Hati tapi Tetap Bidadari karya Bude Sumiyati.

"Bukan," jawabku. "Itu buku isinya kutipan berilustrasi penuh warna. Sebangsa sama Perihal Cinta Kita Semua Pemula."

"Kalau aku baca di Gramedia sambil berdiri bisa selesai baca?" tanyanya lagi.

"Bisa banget," jawabku.

"Kok ada yang mau beli buku kayak gitu sih, Mbak? Apa manfaatnya gitu? Dibaca 15 menit juga kelar."

"Buat koleksi lumayan, Kak. Bukunya bagus soalnya," jawabku.

Ingatanku kemudian melayang ke channel Youtube milik Puthut EA yang berjudul Unboxing Buku Diary Bude Sumiyati. Yang di-unboxing adalah box set dari buku tersebut.

FYI, Diary Bude Sumiyati itu adalah buku Pernah Patah Hati tapi Tetap Bidadari yang dibahas oleh temanku di awal tulisan. Nah, buku ini selain dijual satuan, dia juga dijual dalam bentuk box set. Isi box set tersebut selain buku terdapat topi, kaos, gantungan kunci, dan pernak-pernik lainnya.

Dalam video tersebut, Puthut EA menyinggung tentang strategi meningkatkan minat baca. Menurutnya, buku-buku semacam ini memang sedang menjadi tren. Sebuah buku yang berisi kutipan (lebih banyak membahas tentang cinta) tapi jenaka dan berilustrasi penuh warna sebetulnya adalah strategi bagus untuk mendekatkan buku pada orang-orang yang kurang suka membaca buku. Apalagi, penjualannya kemudian di-bundling dengan gimmick-gimmick seperti kaos atau semacamnya.

Kata-katanya Puthut EA masuk akal sih menurutku. Buat temanku, buku Pernah Patah Hati tapi Tetap Bidadari memang sepertinya kurang layak baca. Namun bukan berarti buku ini buruk. Cuma memang bukan temanku yang menjadi target pasar dari buku ini.

Temanku adalah seorang pembaca buku yang advance. Buku yang sehari-hari dibacanya adalah buku novel dengan alur cerita yang rumit atau minimal memiliki pesan moral yang penting. Kalaupun membaca buku nonfiksi, buku yang dibacanya adalah buku kumpulan esai atau buku-buku yang berisi tentang teori canggih. Bagi dia, buku yang isinya satu kalimat untuk 2 lembar adalah buku anak-anak yang sedang belajar membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline