Lihat ke Halaman Asli

Meisya Zahida

Perempuan penunggu hujan

Puisi | Matamu

Diperbarui: 27 Maret 2020   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karena matamu yang bicara
Aku seperti pecinta
Menerjemah ketukan jemari
Malam yang lengang
Bunga-bunga gugur perlahan

Sebab matamu yang pejam
Aku terjaga dengan ribuan permintaan
Tuhan yang perkasa
Mengapa lambat
Bibir mengucap kata

Di matamu
Segenap cemas mengerjap tanya
Degup dada berlomba-lomba
Menikung ke lain arah
Tapi finish sudah tak bergaris

Benarkah sebab matamu
Jiwaku tertunduk malu
Makin pintar berlaku salah
Engkau serupa cermin
Dan aku tak bisa untuk tak berkaca

Hanya pada matamu
Aku tak bisa berdusta
Mengalirkan segala yang cair
Segala yang tersembunyi
Bukan lagi misteri

Karena matamu
Ingin kuhidup seribu tahun lagi

Madura, 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline