Lihat ke Halaman Asli

My_idea (Meidya Putri)

menulis untuk berbagi opini, Ilmu, pengalaman, pemikiran dan apa saja yang bermanfaat untuk kebaikan.

Penyesuaian Dosen dan Mahasiswa Dalam Strategi Pembelajaran

Diperbarui: 24 Oktober 2022   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Mahasiswa sekarang susah mengerti pembelajaran. Jangankan pelajaran semester lalu yang ditanyakan, pembahasan minggu lalu saja mereka tidak ingat" keluh seorang dosen disela-sela perbincangan.

Dosen dan mahasiswa merupakan civitas akademika yang sangat berperan penting dalam masyarakat. Status sebagai dosen dan mahasiswa hingga saat ini dalam strata sosial,masih diperhitungkan dan diistimewakan. Mereka termasuk kaum cendekiawan yang tidak semua orang berminat dan mampu menekuni segala aktivitasnya. 

Dalam tatanan petatah minang, kaum cendekiawan termasuk salah satu yang dipertimbangkan pemikirannya. Ungkapan itu disebut "Tungku Tigo Sajarangan", yang terdiri dari unsur niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai. Minangkabau mengedepankan tiga unsur tersebut dalam sebuah mufakat atau musyawarah maupun pengambilan keputusan adat. 

Di balik itu sebagai insan akademis, keduanya harus mampu menjalankan peran kemanusiaan dalam dunia pendidikan. Adanya perkembangan teknologi akan memperluas jangkauan informasi, data dan strategi pembelajaran yang sekiranya mampu diadopsi baik oleh dosen (guru) maupun mahasiswa (peserta didik). 

Proses belajar mengajar yang baik tentunya akan lebih maksimal jika mampu memanfaatkan segala sumber daya yang potensial untuk mencapai tujuan kompetensi pembelajaran yang sudah ditentukan.

Jika banyak  dosen maupun guru yang mengeluhkan anak didik mereka seperti ungkapan di atas patut ditelaah. Apakah mahasiswa atau anak didik langsung yang disalahkan? Atau ada peran konflik di luar kelas seperti konflik keluarga, kesehatan atau masalah kemampuan personal sehingga mereka tak mampu belajar dengan baik? 

Apakah kasus seperti itu terjadi akibat strategi pendidik (dosen) yang hanya mengajarkan kurang tepat atau terkesan untuk sekedar "melaksanakan kewajiban" semata? Sangat tidak sopan apabila asumsi terkakhir itu saya ungkapkan kepada para Bapak/Ibu dosen.  

Bagaimanapun, menurut saya banyak faktor yang menyebabkan tujuan kompetensi pembelajaran tidak tercapai secara ideal. Adanya keterbatasan waktu di kelas, banyaknya topik materi pembelajaran yang dituntut selesai dalam kurun waktu 1 semester adalah tantangan sendiri baik baik dosen maupun mahasiswa. Maka dari sisi pendidik, perlu ditingkatkan strategi pembelajaran yang mempertimbangkan teknologi dan media pembelajaran yang menarik. 

Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa penggunaan media dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif mampu mendorong mahasiswa termasuk anak didik lainnya dalam memahami sebuah pembelajaran.

 Kendati dalam hal teknologi dan inovasi, para dosen dan guru yang lebih mudah akan berkesempatan lebih banyak untuk menciptakan strategi yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan dosen/guru yang lebih senior. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline