Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Bukan Salah Sang Waktu

Diperbarui: 8 Mei 2022   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan Salah Sang Waktu" (Dokpri MYT for Kompasiana)

Menjemput senja hingga berselimut malam, sekumpulan manusia saling membersamai dan mulai berkisah tentang masa dan manusia-manusianya. 

Berkatalah mereka tentang nostalgia masa lalu dan masa keemasan kejayaan tradisi. Tentang kearifan dan kebajikan sebuah peradaban. Tanpa mesin, tanpa uang, tanpa transaksi dalam ambisi.

Berkisah jugalah mereka tentang sebuah masa penuh samsara. Ketika tradisi terjajah bersama manusia-manusianya yang terpinggirkan di negeri sendiri. Tentang perang, tentang darah dan tentang pahlawan.

Terbersit juga kisah tentang suatu masa ketika angin pembebasan berhembus. Ketika sebuah bangsa merdeka yang mengibarkan bendera merah putih. Tentang merdeka dan kepak sayap burung garuda.

Hingga tiba jugalah mereka pada episode percakapan kekinian. Tentang sebuah negeri merdeka yang terjajah oleh kuasa, oleh mesin dan oleh diri sendiri. Tentang politik uang, kemiskinan dan korupsi, hingga pandemi dan panen segelintir orang.

Lalu, dicarilah kambing hitam yang akan disembelih. Akhirnya tercatatlah dalam secarik kertas konklusi: "kambing hitamnya adalah roda waktu!" Tentang masa-masa putaran roda waktu yang tak selalu berlimpah emas, susu dan madu. 

Tetiba jam dinding berdetak menjerit. Dia menangis. Air mata jatuh ke tubuh almanak yang menggantung lesu di dinding. Rembulan yang mengintip dari jendela pun berucap: 

"Jangan salahkan sang waktu! Bercerminlah wahai manusia-manusia yang gagal menggores sejarah jejak kebajikan dalam lintasan waktu!" 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline