Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Ruang Tanpa Derajat

Diperbarui: 1 Juni 2021   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri, pantai Bukit Tinggi Minahasa 

Kemarin dan kemarin. Juga kemarin dan kemarinnya kemarin-kemarin. Di ruang beton itu, tangga-tangga dikejar. Puncak-puncak tak bisa menyembunyikan haus pada kuasa. Derajat-derajat menjadi standar dan ujung kelana juang. 

Siku melawan siku, di antara sekat-sekat kuasa. Sekat mencipta sekat lalu sekat melawan sekat. Senyum menjadi terpaksa. Bahasa menjadi perkasa. Kuasa menjadi pemaksa. Cemburu memburu laksa. Cinta kehilangan romansa. 

Tapi, hari ini di ruang yang lain. Derajat-derajat hancur menjadi pasir. Lalu diinjak pejabat dan jelata.  Mahkota dan senjata hancur dan larut bercampur air. Sama. Semua terombang-ambing gelombang. Di ruang tanpa batas.

Siku menggandeng siku. Jemari tak ada arti, tak ada derajat. Tak ada kelingking, tak ada telunjuk. Semuanya jempol. Semuanya di tengah. Semuanya manis.  Tak ada ruang untuk tinju melawan tinju. Hanya tangan memeluk tangan dan jemari mencumbu jemari. Tak ada senyun yang terpaksa. Tak ada paksa yang menyapa. Tak ada cinta yang menangis.

Ruang tanpa derajat. Kebersamaan di tepi pantai.

MYT, Pantai Kelapa Miring, Wanua Tulap Minahasa, 010621




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline