Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Emosi Negatif Masa Kecil Berdampak Buruk Ketika Dewasa

Diperbarui: 28 Mei 2023   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emosi masa kecil | freepik.com

Minggu lalu saya mengunjungi sebuah rumah yang beberapa hari sebelumnya terjadi kasus pembunuhan. Kasus pembunuhan ini sempat viral karena melibatkan pasangan suami istri.

Dari cerita anak korban, ayah dan ibunya baik-baik saja sesaat sebelum dirinya keluar rumah sejenak. Begitulah takdir, memang tidak bisa dielak dengan cara apa pun, kapan pun, dan dimana pun.

Uniknya, kasus pembunuhan ini berawal dari kecemburuan sang suami pada istrinya. Padahal, keduanya sudah berumur. Bahkan, sang suami sudah berumur 70 an ke atas. 

Kejadian diduga terjadi pada tengah malam saat kebetulan sang anak sedang berada di luar rumah. Sebagaimana cerita sang anak, ayahnya sempat marah pada ibunya (istri ) karena berbicara pada laki-laki lain. 

Secara logika, kecemburuan sang suami terlalu berlebihan sehingga menyebabkan emosi yang sulit dikontrol. Akhirnya, kejadian tak diharapkan tidak mampu dielak.

Sebenarnya, jika sang ayah terlihat sedang marah, anaknya lebih memilih untuk menetap di rumah untuk meleraikan kedua orang tuanya.

Namun, naas di hari kejadian, tidak ada pertanda apa-apa. Ketika sang anak pulang, ia sangat terkejut menemukan jasad ibunya bersimbah darah.

Sehari-hari, korban dikenal memiliki kepribadian yang ramah. Ia bahkan selalu terlihat membantu di acara-acara tetangga. Intinya, korban adalah orang baik.

Kisah seperti ini mungkin bukan satu-satunya. Di berbagai tempat ada kisah yang sama dengan korban berbeda. Latar belakang boleh saja sama, yaitu kecemburuan yang mengalahkan logika berpikir.

Mengatur Emosi

Berbicara tentang emosi, kita tidak bisa mengabaikan peran masa kecil. Emosi masa kecil yang terabaikan sering kali bisa memicu perasaan negatif saat dewasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline