Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Kenali Penyebab Kecil Bisnis Hancur Perlahan

Diperbarui: 4 Oktober 2022   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bisis jatuh perlahan.www.freepik.com

Bisnis yang dibangun tanpa sebuah alasan bisa perlahan mati karena hilangnya pelanggan. Merosotnya jumlah pengunjung sebenarnya terjadi karena satu alasan, yaitu ketiadaan unsur "WHY" ketika bisnis dibangun. 

Mari kita bahas lebih dalam. Dalam sebuah produk atau jasa yang ditawarkan sejatinya memiliki sebuah harga. Sebagai contoh sederhana, Jika ada dua toko melebel harga berbeda untuk sebuah produk, maka akan mempengaruhi jumlah pembeli pada kedua toko tersebut.

Yang akan membedakan profit yang didapat dari kedua toko ini adalah kualitas produk dan pelayanan. Nah, kebanyakan pelaku bisnis tidak memahami konsumen dengan baik. Artinya, profit hanya menjadi patokan utama dalam menjalankan bisnis.

Ketika pelaku bisnis tidak memahami dengan baik siapa konsumen mereka, sistem bisnis yang dijalankan akan amburadul. Hal ini bisa terlihat jelas dari kualitas produk yang ditawarkan dan pelayanan yang diberikan.

Memang, sekilas bisnis keliatan maju karena bisa saja jumlah konsumen membludak, tapi yang tidak disadari oleh pelaku bisnis adalah jenis konsumen yang datang bukan 'organic'. Jika pelaku bisnis tidak jeli membaca perilaku konsumen, perlahan tapi pasti jumlah pembeli akan turun drastis seiring datangnya kompetitor.

Pada saat pelaku bisnis tidak memahami siapa konsumen mereka, sebenarnya mereka juga tidak mengenali dengan baik siapa pekerja yang mereka pekerjakan.

Disinilah awal mula hancurnya sebuah bisnis. Sebuah alasan "MENGAPA" terkesan simpel, namun ada banyak filosofi dibelakangnya. Pelaku bisnis yang mengetahui siapa target konsumen mereka akan memperkerjakan orang-orang yang sejalan dengan tujuan bisnis mereka.

Sebaliknya, pelaku bisnis yang tidak memiliki alasan MENGAPA mereka membangun bisnis dan tidak memahami siapa target komsumen mereka, secara otomatis mereka memperkerjakan orang yang salah.

Jadi, misalnya di lima toko yang sama menjual produk yang sama dengan kualitas yang sama akan berbeda dari segi profit saat para pekerja memiliki sistem pelayanan yang berbeda.

Ambil contoh kecil saja, saat seorang pekerja membuka pintu dan tersenyum kepada pembeli, bukankah ini gerbang awal masuknya profit. Sayangnya, banyak pelaku bisnis yang tidak berhati-hati ketika menyeleksi pekerja mereka, akhirnya bisnis mereka bisa hacur digilas kompetitor yang lebih ramah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline