Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Lebaran sebagai Momen Transfer Ilmu Terbaik bagi Anak

Diperbarui: 22 Juli 2021   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lebaran memiliki nilai ibadah sangat besar bagi kaum muslim, disamping mengandung nilai spiritual momen lebaran juga bisa berperan sebagai sarana transfer ilmu bagi anak-anak.

1. Momen Silaturrahim

Bagi mayoritas umat muslim di dunia, momen lebaran adalah hari yang paling ditunggu untuk saling mengunjungi sanak famili. Dengan kesibukan sepanjang tahun, berkumpul saat lebaran sangatlah penting untuk saling menjaga keakraban sesama saudara.

Khususnya bagi anak-anak, hari lebaran hendaknya menjadi hari untuk menyambung kembali tali silaturrahim yang mungkin sudah terputus karena kesibukan orangtua. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa persaudaraan sesama anggota keluarga, untuk saling mengenal antar sesama saudara dan berinteraksi dengan anggota keluarga dengan latar belakang yang berbeda.

Nah, alangkah baiknya jika momen lebaran tidak hanya dihabiskan untuk sekedar berkumpul sambil makan dan minum, memperkenalkan setiap anggota keluarga satu sama lain dengan cara bercerita akan menambah kekompakan antar saudara. Banyak anggota keluarga yang mungkin masih belum saling kenal, mengajak anak untuk saling memperkanalkan diri juga akan melatih mereka untuk lebih percaya diri didepan orang rame.

2. Momen Mendidik Tata Krama

Di hari lebaran anak-anak sering diajak berkunjung ke rumah-rumah famili, tapi rutinitas ini umumnya jarang dipakai untuk menitipkam pesan moral bagi anak. Etika bertamu dari cara memasuki rumah, tatakrama berinteraksi dengan orang yang lebih tua, makan dan minum, termasuk kesopanan dalam menggunakan smartphone adalah hal yang sepatutnya diwarisi kepada anak.

Mengajari anak nilai-nilai kesopanan saat berlebaran akan sangat bermanfaat bagi mereka kelak ketika dewasa. Misalnya, saat hendak memasuki rumah bagaimana etika meletakkan sandal/sepatu, mengetuk pintu, dan bersalaman saat masuk serta tidak mendahului orangtua adalah sesuatu yang mulai hilang saat ini.

Terlebih dengan hadirnya samrtphone di tangan anak, rasanya nilai kesopanan tidak lagi dihiraukan. Penting bagi orangtua untuk menanam nilai kesopanan seperti tidak menggunakan smartphone saat momen bertamu, menghargai pemilik rumah dengan tidak menyisakan minuman dan makanan yang dihidang.

Saat berkunjung ke rumah ornaglain, orangtua juga perlu mengenalkan cara berkomunikasi dengan baik. Tidak berbicara dengan nada kurang sopan atau mendahului pembicaraan orangtua saat berada dirumah yang dikunjungi. Anak-anak juga perlu untuk dibiasakan berbicara dan bertegur sapa ke pemilik rumah dengan bahasa yang sopan baik saat memasuki rumah dan saat meninggalkan rumah.

3.   Berbagi ke Sesama Saudara yang Kurang Mampu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline