Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Beradab dengan Alam, Memanfaatkan Hasil Alam dengan Ilmu

Diperbarui: 26 Agustus 2019   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini saya tulis setelah melihat status WA seorang teman yang berbunyi "it doesn't matter how many resources you have, if you don't know how to use them, it will be never enough". 

Saya kembali merenung dan menganalisa makna kalimat tersebut. Jika melihat konteks berlimpahnya sumber daya alam di negara ini, kalimat tersebut ada benarnya.

Di Indonesia kita punya sumber daya alam berlimpah, dari dalam tanah hingga dalam laut. Semuanya mudah ditemukan hampir disegala provinsi. Ironisnya, keberadaan sumber daya alam yang berlimpah bukan jaminan kemakmuran bagi rakyat yang hidup dinegara ini. 

Salah satu masalah besar yang masih menjadi tugas bersama hari ini bukan pada jumlah sumber daya alam atau manusianya. TAPI kendala TERBESAR negara ini adalah pada CARA MEMAKAI sumber daya alam yang boleh dikatakan TAMAK ATAU RAKUS. 

Bukan rahasia umum lagi berapa banyak hasil alam yang dikeruk namun kemiskinan semakin meningkat. Yang kaya terus menumpuk hartanya sementara yang miskin terus terpuruk. 

Hari ini ada kesenjangan yang jelas terlihat antara yang kaya dan miskin. Sumber daya alam yang umumnya terletak diarea penduduk miskin tidak berhasil merubah kawasan setempat kecuali hanya segelintir saja. Sisanya hanya untuk memperkaya kaum elit. 

Banyak orang 'pandai' yang sebenarnya 'bodoh'. Mereka bekerja hanya mengandalkan otak dan otot tapi sedikit mengikutsertakan hati. Tujuan mereka bekerja hanya untuk memperkaya diri sendiri dan kroninya tanpa mau berpikir untuk orang miskin yang mereka anggap tak berilmu. 

Hasil alam yang berlimpah seharusnya mampu menghapus kemiskinan. Namun teori ini seakan tidak berlaku dinegeri ini. Banyak pihak yang belum mampu menggunakan hasil alam dengan benar dan tepat. Alhasil, alam semakin rusak karena ulah tangan manusia sendiri dan musibah kerap melanda karena ketamakan pihak tertentu. 

Mungkin selain berilmu manusia juga perlu beradab. Jika ilmu mampu mempermudah pekerjaan manusia, adab mampu memperindahnya. Alam juga butuh diperlakukan dengan beradab agar tetap bersahabat. Sumber daya alam perlu diproses dengan sumber daya manusia yang berilmu dan beradab. 

Agar alam tidak murka sudah saatnya menghilangkan sifat TAMAK, agar alam terjaga mari perbaiki adab sesama. Kaya dan miskin bukan masalah jika kita saling bersedekah dan menghindari sifat serakah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline