Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Kesalahan Fatal Ketika Belajar Bahasa

Diperbarui: 7 Agustus 2016   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menguasai bahasa asing menjadi sebuah kelebihan di era globalisasi sekarang ini. Dengan menjamurnya perusahaan asing yang mewajibkan pekerja menguasai bahasa inggris, kebutuhan akan bahasa tidak boleh tidak menjadi nilai plus tersendiri jika ingin bergabung di perusahaan "berlebel" luar negeri.

Kemampuan berbicara (speaking) dan menulis (writing) merupakan dua skil yang menjadi tolok ukur kemampuan berbahasa. Namun sayangnya, hanya segelintir orang menguasai skil ini secara baik. Beberapa kesalahan sebenarnya terjadi disebabkan pola belajar yang salah sehingga output berbahasa tidak maksimal. Berikut akan saya coba paparkan kesalahan umum berupa pengalaman pribadi selama lebih kurang 10 tahun belajar dan beberapa tahun mengajar di berbagai institusi.

1. Terlalu fokus pada aturan  (grammar)

Belajar bahasa asing harus dilkukan dengan nyaman dan benar. Artinya seseorang harus memiliki ketertarikan agar nyaman ketika belajar. Kebanyakan siswa belajar dengan menghafal pola grammar sehingga sangat terpaku pada aturan. Ketika mempraktekkan atau berbicara menjadi gugup karena takut salah.

Secara ilmu bahasa (second language acquisition), pemahaman grammar tidak akan terbentuk secara otomatis jika mengandalkan skill hafalan. Bahkan hanya akan menghambat memahami kontek kalimat secara alami. Benny Lewis, dalam artikelnya, "The 8 biggest mistakes language learners make" memaparkan :

"There’s no way that you can reach fluency without making lots and lots (and lots) of mistakes. It’s utterly impossible. So why even try to avoid them? Instead, embrace being a beginner and accept that it means you’ll feel out of your comfort zone for a while"

Intinya, mustahil jika ingin lancar berbahasa tanpa membuat banyak kesalahan. jadi, buat apa menghindari kesalahan. sebaliknya, hadapi kesalahan dengan berada diluar zona aman.

Belajar bahasa baru adalah sebuah proses dimana trial and error adalah dua proses yang mutlak terjadi. Jangan pernah takut berbuat salah, sebagai seorang pembelajar bahasa kita perlu mencoba kata yang kita dapat dan praktekkan tanpa harus ragu dan takut salah. Kesalahan malah nantinya akan membuat kita lebih mudah belajar. Dan yang lebih penting adalah menulis setiap kesalahan yang kita lakukan dengan catatan kecil agar kita memperbaikinya secara bertahap. 

 2. Fokus Pada Satu Metode

Banyak sekali siswa atau pembelajar bahasa yang terpaku pada satu metode ketika belajar bahasa. Akhirnya mereka akan condong mengulang metode yang sama sehingga mudah bosan. Anne Merritt memamparkan:

"Language learners who use multiple methods get to practise different skills and see concepts explained in different ways. What’s more, the variety can keep them from getting stuck in a learning rut"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline